SURABAYA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Khofidotur Rofiah merasa terpanggil ketika menyaksikan konflik Rusia-Ukraina memanas.
Bombardir dari tentara Rusia meluluhkan sejumlah tempat di Ukraina, mengakibatkan tak sedikit warga sipil menjadi korban.
Pemandangan tersebut sangat menyentuh nuraninya, yang kemudian mendorongnya untuk rela jauh-jauh menjadi relawan pengungsi Ukraina di Polandia.
Dikutip dari unesa.ac.id, Rofiah saat ini sedang menempuh program doktor pada Department Pedagogical di Universitas Cracow, Polandia.
Pada hari Minggu (6/3/2022) Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke sebelas. Jutaan warga Ukraina mengungsi ke beberapa negara termasuk Polandia.
Dilansir dari Tribunnews, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 500 pengungsi telah masuk ke Polandia pada Sabtu, (5/3/2022).
Di posko pengungsian, para warga lokal Polandia mengumpulkan barang kebutuhan pokok.
“Semenjak gelombang pengungsi berdatangan ke Polandia, warga lokal di sana secara cepat di media sosial mengumpulkan semua kebutuhan pokok,” kata Fia sapaan akrabnya.
Kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian, baju, selimut, perlengkapan, hingga mainan anak-anak.
Meskipun membutuhkan banyak tenaga dan waktu serta perasaan was-was, namun itu bukan menjadi hambatan.
Menurutnya urusan kemanusiaan adalah yang terpenting.
Dampak perang Rusia-Ukraina tidak hanya mengancam keselamatan penduduk kedua negara melainkan negara di sekitarnya.
“Warga di sini (Polandia) saja khawatir dan takut, apalagi warga Ukraina dan Rusia, tentu saja secara psikologis sangat terguncang,” tuturnya.
Tujuan pengungsi Ukraina ke Polandia untuk menyelamatkan diri ke keluarga, kerabat, atau teman mereka di Polandia.
Pengungsi yang tidak memiliki keluarga akan disiapkan akomodasi dan kebutuhan pokok di pusat pengungsian.
“Saya gak kebayang ada di posisi mereka dan semoga segera mungkin konflik usai dan kedua negara segera damai,” ujar Rofiah dikutip dari Tribunnews.com. Efa Yunita Sari