SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen terus meluas. Hingga Sabtu (4/6/2022) petang, jumlah sapi yang dinyatakan positif terjangkit terus meroket mencapai 216 ekor.
Tidak hanya itu, sebaran kasus wabah penyakit PMK juga terus meluas. Hingga kini, dari 20 kecamatan yang ada, 16 kecamatan sudah terjangkit dan masuk zona merah.
Data di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) mencatat, hingga Sabtu (4/6/2022), empat kecamatan yang masih steril dari PMK adalah Kecamatan Sragen, Tangen, Gondang, dan Jenar.
Sementara 16 kecamatan lainnya semua sudah terinfeksi PMK. Data itu terungkap dari rekapitulasi jumlah kasus PMK yang tercatat di Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) sampai Sabtu (4/6/2022) petang.
Berdasarkan laporan update terbaru yang terdata di Disnakkan petang tadi, total kasus PMK sampai petang ini mencapai 216 ekor sapi.
Dari angka itu, rinciannya 146 ekor sapi positif aktif, 44 sembuh, 15 kasus baru dan 26 ekor sapi mati.
“Sampai petang ini total kasus PMK di Sragen menyerang 216 ekor sapi. Ada 15 kasus baru dan 44 sembuh. Kemudian sapi yang mati akibat PMK mencapai 26 ekor. Dari 26 ekor yang mati, 21 ekor dipotong dan 5 mati,” papar papar Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Sragen, Toto Sukarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (4/6/2022).
Berdasarkan sebaran kasusnya, wabah PMK di Sragen sudah menjangkiti 16 kecamatan.
Kasus terparah dialami Sumberlawang dengan 31 kasus, lalu Sidoharjo dengan 30 kasus positif.
Meluasnya wabah PMK dalam beberapa hari, membuat Pemkab telah memutuskan menutup 6 pasar hewan sejak Selasa (31/5/2022).
Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya mengatakan enam pasar hewan itu ada di Nglangon Sragen Kota, Sumberlawang, Sukodono, Mondokan dan Sambirejo.
Penutupan dilakukan sampai 2 pekan ke depan atau tanggal 14 Juni 2022. Semua ternak yang positif sudah ditangani dan dikarantina agar tidak makin menularkan ke sapi lain yang masih sehat. Wardoyo