Beranda Daerah Sragen Sudah 50 Korban Meninggal Dunia, Ini 3 Ruas Jalan Paling Maut di...

Sudah 50 Korban Meninggal Dunia, Ini 3 Ruas Jalan Paling Maut di Wilayah Sragen. Awas Pengendara Diminta Hati-Hati!

Ilustrasi mobil ringsek kecelakaan maut. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -Kejadian kecelakaan lalu lintas di Sragen tercatat mengalami peningkatan 4,2 persen sejak pelonggaran aktivitas masyarakat pasca pandemi Covid setahun terakhir.

Tim Unit Laka pun memetakan ada beberapa titik paling rawan dan sering terjadi kecelakaan.

Tercatat ada 3 ruas yang paling banyak terjadi kecelakaan maut dan merenggut korban nyawa di sepanjang tahun 2022.

Kasat Lantas Polres Sragen, AKP Abripraya Guntur Sulatiasto melalui Kanit Gakkum, Ipda Irwan Marvianto mengatakan dari hasil analisa dan evaluasi kecelakaan yang terjadi, ada beberapa ruas jalan yang memang tergolong rawan kecelakaan.

Titik black spot atau ruas yang paling sering terjadi kecelakaan itu di antaranya di wilayah Ngrampal mulai dari sepanjang perempatan Pilangsari sampai Paldaplang.

Kemudian di wilayah Sambungmacan terutama di ruas Banaran. Dan ketiga adalah di wilayah Gemolong di wilayah jalan Citrosancakan-Gandurejo.

“Tiga ruas itu sering terjadi kecelakaan dan mengakibatkan korban jiwa,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Ipda Irwan menyampaikan dari data mencatat sepanjang 2022 dari Januari sampai Juni, sudah ada 600 kejadian kecelakaan dengan 50 korban meninggal dunia.

Baca Juga :  Hasil Hitung Cepat Pilkada Sragen 2024 Pasangan 02 Sigit Suroto Menang Ungguli Paslon 01 Bowo Suwardi

Jika dirata-rata dalam sebulan ada 100 kejadian kecelakaan. Bulan Juni menjadi bulan paling banyak terjadi kecelakaan.

“Sepanjang 6 bulan ini, jumlah korban meninggal kecelakaan tercatat sebanyak 50 orang dan luka ringan 600an lebih. Artinya setiap satu kejadian kecelakaan, ada satu korban luka,” paparnya.

Ipda Irwan Marvianto. Foto/Wardoyo

Ipda Irwan menguraikan jika dibanding periode yang sama tahun lalu, intensitas kejadian kecelakaan tahun ini tercatat naik sebesar 4,2 persen.

Meningkatnya aktivitas dan mobilitas masyarakat selepas kebijakan pelonggaran pasca pandemi, menjadi faktor yang turut andil memicu peningkatan Laka.

Menurutnya pelonggaran membuat aktivitas masyarakat di jalan raya melonjak. Mulai dari kegiatan ekonomi, perkantoran, tempat wisata, hingga sekolahan berimbas meningkatkan mobilitas di jalan raya.

“Kalau tingkat kepatuhan masyarakat berkendara sudah mulai sadar. Untuk tertib berlalu lintas juga mulai meningkat. Tapi kecelakaan kan faktornya banyak. Mulai kendaraan, faktor manusianya, lingkungan hingga kondisi jalan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Mengerikan! Plafon SDN Kalimacan Kalijambe Sragen Roboh, 3 Siswa Terluka dan Dilarikan ke Rumah Sakit

Dari hasil analisa dan evaluasi, selama ini kecelakaan yang terjadi lebih banyak dipicu oleh faktor kelalaian manusia atau human error.

Karenanya ia tak lupa berpesan kepada masyarakat dan semua pengguna jalan raya untuk senantiasa meningkatkan dan mematuhi tata tertib berlalu lintas demi kelancaran dan keselamatan. Wardoyo