BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tingginya harga telur saat ini tak lepas dari mahalnya harga pakan. Jika harga pakan turun maka harga telur juga ikut turun.
“Iya memang benar. Pak Jokowi benar soal penyebab tingginya harga telur saat ini,” ujar Pengurus Paguyuban Peternak Ayam Layer Boyolali, Tukinu.
Ditemui wartawan, Senin (29/8/2022) dia menyebut jika harga pakan saat ini bekisar Rp 7.000/kg. Dengan harga pakan itu, peternak baru akan mengalami Break Even Poin (BEP) atau titik impas jika harga jual telur Rp 21.000/kg.
“Jika Presiden sudah mengumumkan seperti itu, maka harapan peternak tentunya harga jual telur ayam ini juga lebih dari BEP-nya, yaitu lebih Rp 21.000/kg.”
Apalagi mengingat para peternak sempat hancur- hancuran selama kurang lebih 9 bulan. Harga jual telur lebih rendah dari BEP sehingga banyak peternak gulung tikar. Mereka tak kuat menahan beban karena rendahnya harga jual telur ketimbang BEP.
“Banyak peternak gulung tikar, peternak lain terpaksa mengurangi jumlah ayamnya.”
Bahkan, dia sendiri juga harus rela kehilangan satu unit mobil senilai Rp 200-an juta hanya untuk menutup biaya operasional kandang. Beruntung, selama dua bulan terakhir ini lebih dari BEP.
“Sehingga para peternak bisa mendapat suntikan dana untuk kelangsungan usahanya.”
Dia dan para peternak pun berharap, harga pakan bisa ditekan hingga tak lebih dari Rp 5.000/kg.
“Ini kalau ingin harga telur di pasaran berkisar Rp 20.000 – Rp 21.000/kg. Asumsinya, kalau harga pakan kurang dari Rp 5.000/kg, maka BEP peternak Rp 18.000/kg.” Waskita