BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di Boyolali ada kampung tape singkong. Tepatnya Kampung Wonosari, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.
Ya, kampung tersebut merupakan sentra produksi tape singkong.
Dulu, hampir semua keluarga menjadi produsen tape tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah produsen tape terus berkurang.
Meski begitu, masih ada beberapa warga yang tetap bertahan untuk memproduksi olahan singkong tersebut.
Salah satunya adalah Suranti (60) yang sudah menghabiskan separo usianya untuk memproduksi tape singkong.
“Ya, saya sejak muda sudah membuat tape. Dulu ibu saya juga punya usaha membuat tape,” katanya, Selasa (18/10/2022).
Prosesnya yang mudah dan hasil usaha yang cukup menjanjikan membuatnya terus mempertahankan usaha turun temurun ini.
Dijelaskan, membuat tape singkong sebenarnya mudah. Singkong yang dibeli dari pasar kemudian dikupas kulitnya lalu potong-potong. Singkong yang telah dipotong itu, kemudian dicuci hingga bersih dan direbus hingga masak. Lalu didinginkan sebelum dicampur dengan ragi.
“Setelah itu baru dimasukkan ke dalam wadah khusus berupa keranjang yang dilapisi plastic agar kedap udara.”
Setelah dua hari, tape dipastikan sudah masak dan siap jual. Biasanya, dia mengemas tape dalam plastik sesuai harganya.
“Ada yang harga Rp 13.000/ bungkus, ada yang Rp 5.000 dan ada yang Rp 1.500.”
Senada, Maryati (60) perajin lainnya mengungkapkan, usaha kerajinan tape singkong dinilai cukup menjanjikan.
Dirinya mampu mengolah 1-1,5 kuintal singkong/hari yang bisa menghasilkan tape sebanyak 50-70 kg.
“Harga singkong Rp 3.000/kg, sedangkan harga jual tape singkong Rp 11.000 – 13.000/kg.” Waskita