BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali mencatat 104 ekor terpapar virus Lumpy Skin Desease (LSD).
Sapi yang terpapar mengalami benjol-benjol di dpermukaan kulit, namun, tingkat fatalitasnya rendah.
“Saat ini, terlaporkan ada 104 sapi yang terserang LSD dan lima diantaranya sudah sembuh,” ujar Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, Jumat (23/12/2022).
Dijelaskan, kasus LSD pertama kali ditemukan di Pakang, Andong pada akhir Oktober lalu. Sebanyak empat ternak yang terjangkit penyakit tersebut. Namun, serangan LSD meluas hingga lima kecamatan. Yakni, Andong, Mojosongo, Boyolali, Wonosegoro, Nogosari.
Diungkapkan, penularan LSD berbeda dengan penyakit mulut dan kuku (PMK), meski sumber penyakit sama- sama dari virus. Jika PMK, penularan cenderung cepat dan fatalitas ternak cukup tinggi. Sedangkan penuaran LSD melalui vektor seperti gigitan nyamuk, lalat, maupun kutu caplak. “Sehingga penyebarannya tidak cepat, tergantung karena gigitan vektor tersebut sehingga hanya bersifat sporadis. Ahli Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta juga sudah mengambil sampel nyamuk untuk diteliti.”
Diakui, penyembuhan LSD lebih cepat. Begitu sembuh, benjolan akan mengering sendiri. Peternak dihimbau segera melapor jika ada ternak terkena LSD. Sehingga ternak bisa secepatnya diobati hingga sembuh. “Yang penting jangan panik lalu ternak dijual murah.”
Selain pengobatan, pihaknya juga melakukan vaksinasi LSD. Total ada 617 ternak yang sudah mendapatkan vaksin. Vaksin akan dilakukan secara bertahap, karena bebarengan dengan vaksin PMK tahap kedua. Ketersediaan vaksin LSD sebanyak 3,7 ribu dosis.
“Kalau vaksin habis, kita mintakan lagi ke Kementan sehingga vaksinasi jalan terus.” Waskita