Beranda Umum Nasional Tak Mau Terjadi Polarisasi, PKS Ingin Pilpres 2024 Diikuti Minimal 3 Pasang...

Tak Mau Terjadi Polarisasi, PKS Ingin Pilpres 2024 Diikuti Minimal 3 Pasang Calon

Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsy saat membacakan ikrar pemenangan pemilu 2024 pada acara Rapim PKS di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (21/6/2022) / tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Untuk menghindari terjadinya polarisasi di masyarakat dalam Pilpres 2024 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menginginkan pilpres diikuti tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, dengan berkaca pada Pilpres 2019 yang diikuti dua  paslon, persaingan menjadi runcing dan memicu terjadinya polarisasi.

“PKS pada Pilpres 2024 menghendaki terbentuknya minimal tiga pasangan,” kata Syaikhu dalam pidato akhir tahun 2022, Jumat (30/12/2022).

Kendati demikian, Syaikhu mengatakan untuk mewujudkan minimal tiga paslon dalam Pilpres bukan perkara mudah. Pasalnya, konstitusi mengatur soal ambang batas presiden alias presidential threshold sebesar 20 persen.

Dia menilai syarat ambang batas ini terlalu tinggi. Dampaknya, kata dia, hak dan peluang parpol untuk mengusung capres dan cawapres jadi terbatas.

“Mewujudkan hal itu (lebih dari 3 paslon) tidak mudah. Selama ini presidential threshold 20 persen amatlah tinggi, sehingga membatasi hak dan peluang  parpol untuk dapat mengusung capres cawapres,” kata dia.

Baca Juga :  Cak Imin Disarankan Stop Kamuflase Kebijakan dengan Satgas Judi Online

Syaikhu menjelaskan, PKS sudah berupaya mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi agar ambang batas presiden diturunkan. Selain terlalu tinggi, Syaikhu menyebut ambang batas presiden ini tidak punya landasan yang jelas dan ilmiah.

Adapun gugatan PKS berujung pada penolakan oleh MK. Meski begitu, Syaikhu menerangkan dalam salah satu catatan putusannya, MK menyetujui gagasan PKS dengan memberikan rekomendasi kepada legislatif agar bisa memberikan angka rasional dan ilmiah terhadap presidential threshold.

Syaikhu hakulyakin penurunan ambang  batas presiden bakal memberikan masyarakat lebih banyak opsi pemimpin. Selain itu, kata dia, peluang para tokoh bangsa untuk maju Pilpres akan makin terbuka.

“PKS meyakini dengan terbentuknya minimal 3 paslon akan mampu memitigasi dan meminimalisasi polarisasi di tengah masyarakat,” ujarnya.

Kini, Syaikhu mengatakan PKS sedang menjajaki koalisi dan komunikasi politik dengan semua partai. Namun, PKS lebih intensif berkomunikasi dengan Partai NasDem dan Demokrat.

Baca Juga :  Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik Juni 2025, Ini Penjelasan dan Besarannya Saat Ini

Dia mengatakan ketiga partai yang disebut-sebut akan membentuk Koalisi Perubahan ini menghendaki hadirnya poros perubahan dengan memunculkan figur pemimpin nasionalis religius.

“Kami menghendaki hadirnya poros perubahan yang mampu melahirkan pemimpin bangsa yang berkarakter nasionalis religius dan menjadi simbol perubahan untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Syaikhu.

www.tempo.co