SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah pernikahan fenomenal Imam Rochadi (52), PNS Kesbangpol Sragen yang menyunting Rumiyati Afifah (51) janda pengusaha menjadi istri kelimanya, tak henti menguak kisah menarik.
Kisah Imam yang seorang PNS di Badan Kesbangpol Sragen menikahi Rumiyati Afifah, janda pengusaha asal Tamansari Rt 36, Kroyo, Karangmalang, dalam usia senja dan jadi pernikahan kelima Imam memang banyak menuai perhatian.
Lantas apa yang membuat Rumiyati rela dinikahi menjadi istri kelima Imam?
Kepada wartawan seusai ijab kabul di KUA Sragen, Rumiyati mengakui suaminya (Imam Rochadi) sebagai sosok yang punya kelebihan yakni pria yang romantis.
Selain itu, ia mengenal Imam sebagai sosok yang bisa menerima dirinya apa adanya. Dua hal itu yang membuatnya jatuh hati hingga akhirnya memutuskan mau dinikahi.
“Suami saya pria yang romantis dan mau menerima apa adanya. Saya menerima Mas Imam apa adanya dan kekurangannya,” ujarnya seusai ijab kabul.
7 Tahun Mengenal
Pernikahan mereka menjadi akhir dari perjalanan kisah cinta Imam dengan Rumiyati yang sudah muncul sejak 7 tahun silam.
Sama-sama berusia senja dengan status duda dan janda, keduanya tanpa sengaja terlibat cinta saat bertemu di sebuah hajatan.
Berawal dari lirikan hingga akhirnya saling jatuh cinta.
“Pertama kali ketemu 7 tahun lalu pas di tempat hajatan dan saya juga suka nyanyi. Lirik punya lirik akhirnya terjadi sesuatu yang lain,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Imam mengaku sudah melihat kapasitas dan konsistensi istrinya itu. Selama 7 tahun berjalan hingga mimpi mempersunting pun akhirnya bisa terwujud Rabu (18/1/2023) lalu.
Imam juga mengaku sudah sangat akrab dengan almarhum suami Rumiyati. Sehingga tak asing lagi ketika dia kemudian akrab dengan sang istri.
“A pa yang saya rasakan dan saya inginkan hari ini terwujud. Saya juga akrab sekali dengan almarhum suaminya bernama Mas Gepeng,” ujarnya.
Disingung soal aturan PNS nikah sampai 5 kali, menurut Imam ia telah melakukan mengikuti aturan.
“Kalau masalah aturan yang ada di pemerintah di kabupaten Sragen, saya sebagai ASN ternyata bisa melakukan itu kalau sesuai prosedur yang ada, proses kita cerai kita ada beberapa tahap, dari dinas dulu, badan kami dan tahapan tahapan untuk bisa menyatukan kembali ternyata tidak bisa disatukan akhirnya proses cerai berlanjut ke badan kepegawaian daerah, di sana di proses dan sebagainya dan dilimpahkan ke pengadilan agama,” ujarnya. Wardoyo
