SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tim NJO Yayasan Mitra Tani Mandiri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan studi banding ke Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (10/5/2023).
Studi banding kali ini bertujuan untuk belajar wirausaha, pertanian dan peternakan yang sudah berjalanan dan diterapkan di Desa Bedoro untuk diaplikasikan di NTT.
“Kami datang kesini untuk bagaimana penyandang disabilitas terkaitan dengan usaha usaha kaum disabilitas itu bisa mandiri, bagaimana pengalaman dan ilmu bisa kami terapkan di NTT,” kata Yohanes Donbosko.
Yohanes tidak hanya sendirian datang ke Desa Bedoro Sragen, ia ditemani empat orang dari Yayasan yakni Ferdi Manehat, Deli Olin, Sandro Pau dan Berta Banu.
“Desa Bedoro ini salah satu desa inspirasi untuk kaum disabilitas, tadi usaha percetakan batako, menjahit, peternakan bebek, kita punya jaringan dan kami belajar disini selama 1 hari,” bebernya.
Menurut Yohanes, saat ini di wilayahnya untuk pengembangan kaum disabilitas untuk mandiri dan memiliki usaha masih cukup jauh.
“Kalau disana kita baru mulai setahun dan pendampingan belum punya wadah, harapannya setelah belajar di Bedoro ini kaum disabilitas bisa mandiri dan muncul kepercayaan diri yang kita harapkan, mereka ada keterbatasan tapi mereka punya kelebihan,” jelasnya.
Sementara itu, kades Bedoro, Pri Hartono saat ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM mengatakan mengapresiasi atas kedatangan tim Yayasan Mitra Tani Mandiri Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Bisa belajar banyak khusus kaum difabel dengan usaha mandiri, kemarin dilihat dari media nasional bahwa desa Bedoro menginspirasi desa desa lain dan teman teman teman belajar disini,” kata Pri Hartono.
Kepala Desa Bedoro, Pri Hartono berharap dengan kunjungan studi banding kali ini bisa berguna bagi desa desa lainnya.
“Sedikit yang kita lakukan ternyata bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan yang besar khususnya disabilitas di Indonesia bisa memiliki usaha sendiri, tadi percetakan bus beton, percetakan batako, usaha warung, peternakan, pertanian, disabilitas di Bedoro ada 35 orang, semoga bisa membangkitkan semangat kaum disabilitas dan jangan menyerah untuk melakukan usaha, kunjungan studi banding ini udah dua kali, yang pertama dulu dari Simalungun Sumatera Utara,” harapnya.
Suwito salah satu peternak Bebek petelur asal Bedoro RT 20, Sambungmacan, Sragen jadi tempat tujuan studi banding merasa bangga ilmu yang dimiliki bisa digunakan nantinya di NTT.
“Merasa bangga, dan senang mereka sudah belajar disini. Tadi mereka belajar tentang cara beternak bebek mulai dalam perawatan dan tempatnya serta pola makan, peternakan bebek ini juga berkat dukungan dari pemerintah desa Bedoro pak lurahPri Hartono,” ujarnya.
Huri Yanto