Beranda Daerah Karanganyar Nyaleg, Mantan Kades Petung Karanganyar Tiga Periode,  Dwi Santoso Tekankan Politik Santun...

Nyaleg, Mantan Kades Petung Karanganyar Tiga Periode,  Dwi Santoso Tekankan Politik Santun Ala Wayang

Mantan Kades Petung Karanganyar tiga periode yang juga seorang dalang, Dwi Santoso / Foto: Beni Indra

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Mantan Kades Petung, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, Jateng selama tiga periode, Dwi Santoso S Sn MM akhirnya terjun politik praktis.

Kali ini,  dia maju sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) dari PDIP, yang akan bertarung merebut kuota tujuh kursi Daerah Pemilihan (Dapil) Karanganyar III (Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, Jumapolo dan Jumantono).

Namun sebagai pemain baru di dunia politik, Dwi Santoso yang juga seorang dalang kondang itu ingin mengajarkan cara berpolitik yang berbudaya seperti halnya dalam pewayangan. Yakni politik yang beradab tidak ekstrim halaman segala cara termasuk politik uang (money politics).

“Berpolitik itu juga adabnya ada budayanya tidak harus sikut kanan sikut kiri saling menjatuhkan namun politik yang menawarkan gagasan ide berdasarkan budaya kearifan lokal sehingga masyarakat mengenal Bacaleg secara utuh,” ungkap Dwi Santoso kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (17/5/2023).

Baca Juga :  Tim Hibah MBKM UNS Gelar Seminar Kupas Tuntas Kendala Implementasi SIPD RI di OPD se-Kabupaten Karanganyar

Menurut Dwi Santoso, dengan sentuhan politik berbudaya maka secara otomatis imej masyarakat akan positif terhadap Bacaleg itu sendiri sehingga tidak perlu bingung terhadap politik pencitraan tetapi asalkan Bacaleg mampu menawarkan gagasan ide bagus kepada masyarakat maka masyarakat akan empati.

“Jika masyarakat sudah empati itu berpotensi memberikan dukungan karena masyarakat sekarang ini cerdas selektif menentukan pilihan,” tandas Dwi Santoso.

Untuk itulah lanjut Dwi Santoso yang memiliki nama beken dalang Ki Aji Dwi Santoso tersebut menjelaskan politik uang bukan segalanya bahkan bisa tertipu pada saatnya yakni diterima uangnya tapi tidak dipilih. Pasalnya era sekarang pengaruh Media Sosial (Medsos) dijadikan acuan masyarakat dalam memilih wakil rakyatnya.

“Kami meyakini sentuhan budaya berpolitik melalui wayang sangat bisa diterima masyarakat yang bingung harus memilih siapa karena banyaknya Bacaleg,” pungkasnya. Masyarakat menginginkan wakilnya yang benar-benar kreatif cerdas jujur dibuktikan dengan rekam jejaknya bukan slogan belaka. Beni Indra