PADANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus anak disiksa Ibu di Padang Pariaman, Sumatera Barat sempat membetot perhatian masyarakat.
Korbannya adalah seorang bocah, berinisial B (10), yang tak lain adalah anak kandung dari pelaku.
Saking kejamnya penganiayaan tersebut, korban sampai mengalami sejumlah luka hingga lebam-lebam di sekujur tubuhnya.
Ada banyak tindakan pelaku dalam kasus anak disiksa ibu tersebut. Misalnya, mulai dari luka oleh siraman air panas, benturan ke dinding, pukulan dengan benda tumpul, jambakan dan hingga pukulan tangan.
Tak pelak, dalam kasus anak disiksa ibu tersebut, pihak kepolisian langsung mengamankan ibu korban, berinisial WW (42). Dan kini, pelaku secara resmi telah ditetapkan sebagai tersangka.
Polres Pariaman akan melakukan pemeriksaan pada WW untuk mengetahui lebih lanjut kondisi psikisnya.
Kasat Reskrim Polres Pariaman AKP Muhamad Arvi mengatakan, pemeriksaan atas kasus anak disiksa ibu tersebut meliputi psikis dan kejiwaan tersangka.
“Tujuannya untuk memperjelas penyebab alasan tersangka melakukan kekerasan pada anak kandungnya,” jelas Arvi, Rabu (14/6/2023).
Sebagaimana diketahui, pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia terancam hukuman tujuh tahun penjara akibat perbuatannya.
Pada awalnya, pelaku disangkakan pasal Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman 5 tahun penjara. Namun karena korban adalah darah daging sendiri, maka hukuman ditambah sepertiga dari 5 tahun.
Sebagaimana diketahui, korban berinisial B (10) disiksa oleh ibunya sendiri.
Akibat penyiksaan tersebut, korban mengalami sejumlah luka. Mulai dari luka lepuh, lebam dan lainnya.
Luka itu disebabkan oleh siraman air panas, benturan ke dinding, pukulan benda tumpul, jambakan dan pukulan tangan.
Akibat penyiksaan itu, korban mengalami kesulitan buang air kecil dan perut menggembung. Korban juga dirawat akibat luka pada fisik luarnya. Korban saat ini diperiksa secara intensif di RSUD Pariaman.
“Korban diperiksa di RSUD Pariaman. Setelah dicek, ternyata perut korban menggembung karena tidak bisa buang air kecil. Korban pun tidak merasa ingin buang air kecil,” jelas Arvi.
Karena kondisi yang memprihatinkan itu, korban dirawat secara khusus dan akan dilakukan upaya penyedotan air seni.
“Selain permasalahan perut, terhadap korban juga diberikan pengobatan atas luka bakar dan luka benturan lain di tubuhnya,” ujar Arvi.
Selain pengobatan fisik, penyembuhan psikis korban akibat trauma penyiksaan dari ibunya juga dilakukan.