SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tangan Sajimin, sebatang kayu yang tadinya tak berarti apa-apa, dapat disulap dan dikreasi menjadi sebuah seni ukir yang indah.
Dari tangan terampilnya itulah, warga Dukuh Jatigrombol RT 027, Desa Jambangan, Kecamatan Mondokan, Sragen itu kini menggantungkan hidupnya sebagai seorang perajin ukir.
Untuk diketahui, ukiran kayu sangat digemari oleh masyarakat khusunya di Solo dan sekitarnya.
Mengingat beberapa ornamen ukir menjadi identik dengan budaya Jawa.
Dalam kegiatan pameran BBRGM 2023 akhir bulan Mei lalu di halaman kantor Kecamatan Mondokan, Sajimin membawa beberapa barang seni ukiran seperti blawong dan bendo yang menyedot perhatian tamu undangan.
“Awalnya saya hanya belajar ukir dari kakak saya,” cerita Sajimin di sela-sela kegiatan pameran.
Karya ukir yang lahir dari tangan Sajimin memang patut diacungi jempol. Lantaran itulah, Camat Mondokan, Agus Hendarto sempat terkesima.
Ia kemudian meminta Sajimin untuk mengikuti pameran dengan mengisi salah satu stand pameran BBRGM di halaman kantor Kecamatan Mondokan.
“Pak camat bilang, sangat terkesan dengan hasil karya saya, kata beliau ukiran saya berbeda dari yang sudah ada. Kemudian beliau memesan empat buah ukiran,” ucap Sajimin.
Produk kerajinan yang telah Sajimin hasilkan antara lain berupa blawong (wadah keris), gunungan, bendo (untuk tempat dudukan bendera), tempat pedang, meja /tatakan Al Qur’an, permainan dakon dan masih banyak lagi.
“Untuk harga bendo kalau mateng Rp 135.000 sudah diamplas dan diberi cat warna. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam kayu mulai dari kayu jati, kayu melinjo, kayu akasia, kayu mangga. Namun tentu saja harganya pun akan berbeda,” katanya.
Sajimin yang telah belajar mengukir sejak tahun 2010 mengaku karya ukir yang ia buat tidak mengikuti aturan pakem tertentu melainkan ia kembangkan sendiri dengan kreasi dan membuat ciri khas tersendiri.
Menurutnya satu karya ukiran bisa dibuat sekitar dua jam tergantung tingkat kesulitannya. Keuntungan yang didapatnya pun saat sedang ada pesanan mencapai Rp 7 juta. Dengan modal Rp 500.000 dirinya bisa menghasilkan keuntungan Rp 5 -7 juta.
Sajimin menggeluti usaha ukiran sejak tahun 2017 dan belajar dari kakaknya ini masih memiliki kesulitan terutama modal dan kurangnya peralatan yang memadai.
Ia berharap kelak usahanya semakin dikenal dengan ciri khas yang ia miliki dan bisa bekerjasama dengan Pemerintah untuk dapat mengikuti berbagai pameran.
“Selama ini hasil ukiran saya pasarkan di alun-alun utara kota Solo. Saya sudah mempunyai pelanggan disana. Jadi di Solo itu ada pusat penjual/kios barang-barang ukiran, saya hanya menyetor barang. Sekaligus menerima pesanan,” urainya.
Bagi masyarakat yang ingin memesan berbagai macam ukiran kayu dapat menghubungi Mas Sajimin WA 0813 2670 2273 / 0813 9171 9221. [*]