Beranda Umum Opini Mengenal TOS dengan Fisioterapi

Mengenal TOS dengan Fisioterapi

Foto ilustrasi: Istimewa
Darul Ihsanudin, Arin Supriyadi, Ftr., M.Fis Mahasiswa Pendidikan Profesi Fisoterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Pernahkah Anda merasakan nyeri pada leher, atau kadang-kadang menjalar sampai ke tangan? Hati-hati! Mungkin Anda mengalami Thoracic Outlet Syndrome  (TOS). Selain rasa nyeri yang menjalar, sensasi kebas, kesemutan dan kelemahan pada lengan juga dapat memperkuat dugaan bahwa Anda mengalami TOS.

Leher merupakan salah satu bagian dari sendi tulang belakang yang paling sering digerakkan. Leher memiliki banyak saraf dan pembuluh darah yang saling menyilang melewati otot dan tulang, sehingga rawan munculnya permasalahan.

Salah satu permasalahan pada area leher yang sering terjadi adalah thoracic outlet syndrome atau yang sering disingkat dengan TOS. Dikutip dari buku panduan praktik klinis fisioterapi, bahwa angka kejadian TOS tiga kali lebih banyak diderita oleh wanita daripada pria.

TOS adalah sekelompok gangguan yang melibatkan penekanan saraf dan atau pembuluh darah di area leher bagian bawah serta daerah dada bagian atas. Struktur yang terlibat pada permasalaha ini di antaranya tulang rusuk pertama, tulang selangka dan otot skaleni.

TOS dapat diakibatkan oleh penggunaan otot yang terlibat (otot skaleni) secara berlebihan. Hal tersebut dapat menyebabkan otot menjadi tegang dan menekan saraf atau pembuluh darah ataupun keduanya.

Postur yang buruk juga dapat mempegaruhi munculnya TOS, misalnya kebiasan seseorang bermain ponsel dengan posisi membungkuk dan menunduk. Penggunaan tas slempang atau totebag dengan beban berat dalam  kurun waktu yang lama juga bisa menjadi pemicu munculnya TOS.

Contoh yang lain adalah kebiasaan menggunakan tangan sebagai bantal, hal itu  juga dapat mengakibatkan otot memendek sehingga terjadi penekanan. Pada kasus ini perlu perhatian khusus dari tenaga kesehatan salah satunya fisioterapi.

Fisioterapi adalah tindakan rehabilitasi untuk menghindari atau meminimalkan keterbatasan fisik akibat cedera atau penyakit. Kemampuan fisioterapis dengan keilmuannya dapat melakukan treatment untuk mengurangi gejala yang muncul dan juga melakukan treatment untuk mengatasi permasalahan terkait TOS.

Fisioterapis juga dapat memberikan home program berupa gerakan atau latihan yag dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi keluhan pada TOS. Berikut beberapa home program yang dapat diberikan oleh fisioterapis :

Pertama, edukasi. Fisioterapis dapat memberikan edukasi terkait tanda dan gejala permasalahan TOS. Efek dari postur yang buruk mengakibatkan perubahan fisologis seperti, otot menjadi tegang, dan sifat elastis otot menjadi berkurang. Pada suatu kondisi tertentu, otot menjadi tidak seimbang (imbalance)  mengakibatkan salah satunya bekerja lebih berat sehingga terjadi penekanan yang memicu terjadinya TOS.

Kedua, modifikasi aktivitas. Kebiasaan menggunakan tangan sebagai bantal atau peggunaan bantal yag terlalu tinggi dapat mengakibatkan otot leher memendek. Kebiasaan tersebut sering sekali dijumpai saat menonton televisi dan juga pada ibu menyusui. Menghindari penggunaan tas selempang juga merupakan modifikasi aktivitas untuk mengurangi kerja otot yang tidak seimbang yang dapat memicu terjadinya TOS.

Ketiga, stretching atau peregangan. Peregangan memiliki manfaat yang banyak, seperti menjaga sifat fisiologis otot, meningkatkan fleksibilitas otot, mengurangi resiko cidera, meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan lingkup gerak. Peregangan yang berfokus pada area leher dan bahu dapat menguragi risiko permasalahan TOS.

Penderita TOS yang tidak mendapat penanganan yang sesuai, dapat menjadi lebih parah hingga merasa sangat terganggu saat beraktivitas. Fisioterapis dapat membantu mengidentifikasi faktor risiko individu dan memberikan saran khusus serta program latihan yang sesuai kondisi tersebut. Jika Anda merasakan gejala dan masih ragu, segera konsultasikan  dengan fisioterapis terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. [*]

Penulis adalah 

Mahasiswa Pendidikan Profesi Fisoterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)