SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tiga orang ibu-ibu tampak mengerubungi sebuah nampan. Ada yang sembari berjongkok, namun ada pula yang duduk.
Tangan-tangan mereka cekatan menyendoki butiran kacang di atas nampan itu, lalu memindahkannya ke lepek kecil.
Berkali-kali mereka menyendok, namun lepek itu belum juga penuh. Wajar mereka kesulitan, karena ternyata, mereka harus menyerok butiran kacang itu dengan pangkal sendok plastik mini.
“Gantiii…!” teriak panitia.
Dan, ibu-ibu itu pun menghentikan gerakannya, lalu mundur untuk digantikan oleh ibu yang lain dari kelompoknya.
Begitulah,lomba paling banyak menyendok kacang antar ibu-ibu Dasawisma 11, 12 dan Dasawisma 13 RT 06/ RW 10 Jetis Permai, Gentan Baki Sukoharjo pada Sabtu (22/7/2023) itu berlangsung seru.
Itu hanyalah satu dari antara tiga lomba yang digelar dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-78. Lomba yang berlangsung di lapangan badminton RT setempat, menarik perhatian warga, khususnya kaum wanita dan anak-anak.
Dua lomba lain yang digelar sore itu adalah lomba estafet karet dan lomba pecah air dengan menggunakan pelepah pisang dalam keadaan mata tertutup.
Lomba estafet karet jauh lebih seru, karena peserta dari Dasawisma 11, 12 dan Dasawisma 13 berebut untuk mengambil karet gelang yang bertebaran acak di atas tepung pada permukaan nampan.
Masing-masing mengambil karet gelang itu dengan menggunakan sedotan yang ada di mulut. Karet gelang yang berhasil diambil dari nampan, kemudian diberikan kepada anggota di belakangnya dengan cara yang sama.
Begitu seterusnya, karet gelang itu dipindahkan sampai pada anggota terakhir dan dikumpulkan di lepek kecil, sampai kemudian panitia memberikan kode waktu habis.
Panitia kemudian menghitung jumlah karet gelang yang berhasil dikumpulkan dari masing-masing dasawisma.
Lomba ini pun mengundang gelak tawa pengunjung, karena wajah para peserta berlepotan warna putih oleh tepung.
Apalagi ketika nafas yang memburu, membuat tepung berhamburan dan mengenai wajah lawannya. Hal itu membuat wajah ibu-ibu semakin lucu dan suasana pun menjadi semakin gayeng.
Kegembiraan juga diperoleh ibu-ibu lewat lomba pecah air dengan pelepah pisang. Dalam lomba perorangan ini, masing-masing peserta berlomba lebih dahulu memecahkan air dalam plastik yang digantungkan pada palang kayu panjang.
Peserta harus berjalan sekitar 20 meter dari start menuju ke sasaran masing-masing dengan mata tertutup kain, ke air yang menjadi sasarannya.
Alhasil, ada peserta yang berjalan menyerong, ada yang senggolan, bertabrakan, sebelum akhirnya salah satu berhasil memukul sasaran dan air membuncah dan tawa pun pecah.
“Tidak penting siapa yang juara, yang penting semuanya bergembira, karena gembira itu salah satu kunci untuk tetap sehat,” ujar panitia Lomba, dr Windya. Suhamdani