BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Surutnya air di Waduk Kedungombo (WKO) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menjadi berkah tersendiri bagi petani di pinggiran waduk tersebut. Ya, mereka bisa memanfaatkan kawasan genangan waduk yang airnya surut untuk bertani.
Mayoritas petani di pinggiran WKO menanam jagung. Selain jagung, ada juga yang menanam sayuran dan kacang tanah.
Lasiyo (60), salah satu petani di Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, mengaku memiliki sepetak lahan di pinggir Sungai Braholo. Lahan tersebut dia beli seharga Rp 15 juta dan ditanami bayam, kacang panjang, dan kangkung.
Hasilnya dijual kepasar. Untuk bayam dijual dengan harga Rp 1.000/ikat dan kangkung Rp 800/ikat. Sedangkan kacang panjang Rp 1.250/ikat.
“Lumayan bisa panen setiap hari, untuk menutup kebutuhan sehari-hari,” kata Lasiyo.
Dia juga menggarap lahan milik tetangganya yang ditanami jagung. Sebagai penggarap, dia mendapat 2/3 hasil panen.
“Tetapi seluruh biaya tanam, saya yang menanggung. Termasuk pembelian pupuk dan pestisida untuk membasmi hama,” lanjutnya.
Petani lain, Atmo (71), mengaku memiliki tiga petak lahan di lahan genangan pinggir WKO. Dua petak lahan disewakan dengan harga Rp 1,5 juta/petak. Sedangkan lahan yang sepetak digarap sendiri.
“Dulu sewaktu usia belum mencapai 65 tahun, ya semua saya garap sendiri. Sekarang sudah tua, mas. Tenaga sudah tidak sekuat dulu,” kata Atmo.
Untuk menghemat tenaga, dia memilih menanam jagung. Saat ini tanaman jagungnya sudah mendekati masa panen. Dia berencana akan membawa pulang hasil panen untuk dikeringkan dan dipipil. Setelah kering baru dijual ke pedagang di pasar.
“Jagung nanti dibawa ke pasar dengan sewa mobil milik tetangga,” pungkasnya. Waskita