WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri atau STABN Raden Wijaya Wonogiri menggelar kuliah umum bertajuk Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berkarakter Menuju Indonesia Maju , Selasa (12/9/2023).
Kuliah umum di STABN Raden Wijaya Wonogiri menghadirkan Dr Triroso, Sekretaris Dirjen Bimas Buddha sebagai keynote speaker, dan Dr Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden.
Ketua STABN Raden Wijaya Wonogiri Prof Dr Hesti Sadtyadi, membeberkan
Sekolah Keagamaan Buddha yang berdiri tahun 2007 dan pada tahun 2011 berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri sampai saat ini mengalami peningkatan baik dalam kualitas pendidikan serta jumlah mahasiswa yang mendaftar pada beberapa program studi yang ditawarkan masyarakat.
Sampai dengan tahun 2023 STABN Raden Wijaya Wonogiri di samping membuka program studi Keagamaan Buddha juga membuka program ilmu umum.
Beberapa prodi yang telah dibuka diikuti oleh masyarakat umum (tidak hanya yang beragama Buddha) melainkan ada mahasiswa yang beragama Islam, Kristen dan Katolik yakni pada Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd), Ilmu Komunikasi Buddha (S.I.Kom) dan Pariwisata (S.Par).
Pada tahun ajaran 2023 / 2024 STABN Raden Wijaya Wonogiri mengusung slogan ” Jujur, Cerdas dan Berbudaya ” Slogan ini akan sejalan dengan program kerja pada STABN Raden Wijaya Wonogiri dalam mendukung budaya jujur dan cerdas baik di kampus maupun setelah lulus dan bekerja pada suatu intansi pemerintah ataupun swasta.
“Di kampus ini sudah menerapkan Moderasi Beragama dari Tenaga Pendidik sampai mahasiswa terdiri dari penganut Agama Buddha, Islam, Kristen, Katolik dan Hindu,” jelas Ketua STABN Raden Wijaya Wonogiri Prof DR Hesti Sadtyadi.
Terkait mahasiswa Hesti menyampaikan bahwa mahasiswanya terdiri dari berbagai agama. Kampus ini memang digunakan untuk orang Indonesia, jadi siapapun bisa belajar di STABN Raden Wijaya, dan faktanya, Mahasiswa Raden Wijaya ini, terdiri dari berbagai agama, yang heterogen. STABN Raden Wijaya, tetap mampu menjunjung keberanekaragaman, dengan sikap toleran dan bermoderasi.
Dalam sambutannya Wabup Wonogiri Setyo Sukarno menerangkan, kesempatan ini sangat penting untuk memperkaya pemahaman, menginformasi, dan menginspirasi kita sekalian, betapa negara memiliki perhatian yang besar pada peran pendidikan dalam melahirkan SDM yang unggul dan berkarakter.
SDM yang unggul akan menjadi penerus langkah negara kita di masa mendatang, dan SDM yang berkarakter akan tetap menjaga akar budaya nasional yang kuat, yang menjadi menjadi pembeda diantara bangsa-bangsa lain di dunia.
Relasi antara Pemkab Wonogiri, dan masyarakat Kabupaten Wonogiri umumnya, dengan keberadaan STABN Raden Wijaya Wonogiri terjalin begitu kuat, dalam satu hubungan yang saling mengisi. Hal ini tidak lepas dari kesamaan visi, bahwa sektor pendidikan menjadi salah satu pilar penting dalam memastikan masa depan yang semakin baik.
Pemkab Wonogiri merangkul setiap unsur, untuk bersatu salam satu semangat “Go Nyawiji Sesarengan mBangun Wonogiri”, untuk mewujudkan Wonogiri Maju, Mandiri, Sejahtera.
Alur berpikirnya adalah, ketika setiap generasi mendapatkan kesempatan menikmati fasilitas pendidikan, maka secara langsung atau tidak langsung, akan menjadi pembuka bagi terwujudnya masyarakat yang Maju. Jika sudah terdidik, maka masyarakat memiliki peluang besar untuk Maju, yang selanjutnya akan tercipta kondisi Mandiri, yang kemudian bermuara pada terwujudnya masyarakat yang Sejahtera.
Fasilitas yang dapat dihadirkan Pemerintah Kabupaten Wonogiri, sesuai dengan alur regulasi kewenangan yang dimiliki. Di antaranya, memastikan pendidikan gratis pada tingkat pendidikan usia dini, SD dan SMP dan yang sederajat, termasuk memberikan seragam gratis, dan menyediakan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi.
Program seragam gratis siswa baru SD, SMP dan sederajat, telah bergulir semenjak tahun 2020, menghabiskan dana Rp. 36.243.869.198,-, yang diberikan 89.700 siswa.
Selanjutnya, terkait dengan pemberian beasiswa sebesar Rp 12 juta per tahun kepada mahasiswa berprestasi, dari tahun 2016 hingga tahun 2022, berhasil menyerap anggaran sebesar Rp 34,99 milyar, dan diterimakan kepada 2.758 orang.
Program di bidang pendidikan ini berhasil mengintervensi program peningkatan kesejahteraan, karena menekan kebutuhan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan masyarakat.
“Kami sangat beruntung dengan hadirnya STABN Raden Wijaya di Kabupaten Wonogiri, yang membuka peluang belajar di tingkat perguruan tinggi negeri di Kabupaten Wonogiri. Seiring proses yang terus berjalan, yaitu dibukanya fakultas dan jurusan baru, menjadikan STABN Raden Wijaya menjadi satu opsi utama bagi calon mahasiswa baru di Kabupaten Wonogiri,” terang Wabup Wonogiri Setyo Sukarno
Dr Triroso, Sekretaris Dirjen Bimas Buddha menegaskan local wisdom harus tetap dipelihara. Karena berawal dari local wisdom kita menyadari bahwa antara budaya dan teknologi saling sejalan.
“Local wisdom juga merupakan pembeda. Kita harus punya karakter, karakter berbudi pekerti, karakter bersikap. Budaya lokal Wonogiri harus dijaga dengan tertib, ikuti aturan pemerintah. Lantaran itu mahasiswa harus belajar tidak hanya di kampus. di lingkungan masyarakat dan dimanapun harus belajar,” tutur Dr Triroso.
Dr. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana,
membeberkan nama Wonogiri termasuk merupakan filosofi kuat di Jawa maupun di Bali. Dalam artian di tataran masyarakat sejalan dan dekat dengan Wono atau hutan dan Giri alias gunung. Di Bali ada filosofi ini mirip dengan Segara Gunung, alias laut dan gunung.
Secara filosofis Wonogiri merupakan tempat yang penting, sangat cocok menjadi tempat perdikan, tempat yang dilindungi, tempat yang dijaga.
“Di hutan atau wono pasti ada pohon rindang dan tinggi, berbuah berbunga mampu menyerap air dan bisa meregenerasi melalui bibit atau benih yang jatuh ke tanah. Filosofinya adalah bisa migunani tumrape liyan atau bermanfaat bagi orang lain,” sebut dia.
Namun demikian pohon menjulang tinggi harus punya akar kuat. Karena pasti datang terpaan angin atau guncangan yang besar.
Akar yang kuat ini merupakan filosofi bahwa warisan leluhur berupa karakter dan local wisdom mesti dipegang teguh.
Di samping itu ada fakta tidak terelakkan bahwa Indonesia punya bonus demokrasi, dan harus bisa disiapkan untuk bisa tercipta generasi berkualitas. Harus disiapkan kualitas SDM yang baik dan lapangan kerja yang baik, serta menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Namun disadari tidak terus masih adanya artificial intelligence atau AI alias kecerdasan buatan yang bisa bermanfaat bagi manusia. AI bisa digunakan untuk membantu mengambil keputusan dan manfaat perbantuan lainnya.
Tapi AI juga bisa berbahaya, misalnya tersebarnya hoax yang muncul lantaran ada algoritma. AI bisa saja menjadi tidak terkendali.
“Yang harus dijaga adalah data pribadi, asupan AI itu dari data. Penting adanya perlindungan data, juga perlu literasi digital untuk bisa menerima informasi. Perlindungan data dicapai melalui regulasi, selain itu perlu adanya etika dari operator atau pemilik aplikasi AI,” kata dia. Aris Arianto