JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDIP, Hasto Kristiyanto protes keras atas terjadinya kekerasan dan penyiksaan oleh anggota TNI kepada relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah.
Atas kejadian tersebut, Hasto memperingatkan mengingatkan soal netralitas TNI.
“Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut. Para oknum TNI bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI,” kata Hasto dalam keterangan resminya, Minggu (31/12/2023).
Sebagamana diketahui, kejadian kekerasan TNI kepada relawan Ganjar-Mahfud terjadi pada Sabtu (30/12/2023), sekitar pukul 11.19 WIB.
Saat itu, beberapa anggota TNI sedang berolah raga voli. Mereka kemudian mendengar suara bising dari kendaraan bermotor dengan knalpot brong.
Pengguna kendaraan tersebut merupakan sejumlah simpatisan atau relawan Ganjar-Mahfud yang sedang mengikuti kampanye Ganjar di Kabupaten Boyolali.
Namun, menurut Hasto, tindak kekerasan tersebut berawal dari kerancuan status Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan sebagai capres.
Sehingga, tercipta kesan adanya emotional bonding di kalangan oknum TNI tertentu dengan Prabowo.
“Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanggapan Pak Prabowo yang mengutuk aksi kekerasan tersebut,” katanya.
Hasto mengatakan PDIP meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto secepatnya menindak anggota TNI tersebut agar tidak mencederai netralitas TNI.
“Nama baik TNI, juga Polri dan aparatur negara lainnya, jangan dikorbankan dengan aksi oknum-oknumnya,” ujar Hasto.
Dia pun mengingatakan kembali soal Panglima TNI dan Kapolri harus menegaskan kembali ihwal netralitas aparat keamanan. Sebab, secara struktur, TNI atau Polri itu patuh pada komando.
“Jika pucuk tertinggi netral dan ditegakkan dengan penuh disiplin, maka yang di bawah juga akan taat dan berdisiplin,” ujarnya.
Hasto mengatakan hingga kini PDIP percaya TNI dan Polri akan menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara di atas segalanya. Karena TNI atau Polri, kata Hasto, sejarahnya menjaga NKRI.
“Sikap partisan sebagaimana terjadi di Boyolali itu bisa merusak nama baik, sehingga harus ditindak tegas.”