Beranda Daerah Wonogiri Cerita Sejarah Asal Usul Sendang Siwani (1):  RM Said, Ningrat Rasa Rakyat...

Cerita Sejarah Asal Usul Sendang Siwani (1):  RM Said, Ningrat Rasa Rakyat Jelata

Inilah gapura masuk petilasan RM Said yang bernama Sendang Siwani di Kecamatan Selogiri, Wonogiri | Foto: Suhamdani

Pada jaman dahulu kala, putra Kangjeng Raden Aryo Mangkunagara Kartasura yang bernama Raden Mas (RM) Said hidup sangat menderita. Penderitaan itu dirasakan RM Said terutama sejak ayahnya diasingkan ke tanah  pembuangan oleh raja di Kraton Kartasura, yakni Sinuhun Paku Buwono II karena dianggapnya bersalah.

Kehidupan RM Said sangat menderita sejak ditinggalkan ayahnya, dan jauh dari kehidupan selayaknya seorang keturunan bangsawan. Setiap hari RM Said lebih banyak  bergaul dengan para pelayan istana ataupun dengan perawat  kuda. Bahkan, untuk makan minum dan tidur pun dilakukan di kandang kuda.

Di antara teman-teman pergaulannya, RM Said memiliki seorang sahabat, namanya Sutawijaya. Dia adalah anak dari mendiang Raden Tumenggung Wirasuta. Sutawijaya diam-diam sangat kecewa terhadap sang raja, karena  tidak diperkenankan  menggantikan kedudukan ayahnya sebagai bupati. Dengan Sutawijaya, RM Said merasa mendapat seorang teman yang senasib.

Baca Juga :  Indonesia Pusaka Cover by Davina, Karya Terbaru SMPN 4 Karangtengah Wonogiri Meriahkan HUT PGRI dan HGN

Lantaran merasa sakit hati atas sikap Sang Raja dan kasihan melihat penderitaan RM Said yang demikian berat,   pada suatu hari Sutawijaya mengeluarkan isi hatinya kepada  RM Said.

“Daripada Raden Mas  hidup dihinakan seperti ini,  bagaimana seandainya kita keluar dari Kraton, dan hidup dalam kebebasan?” ujar Sutawijaya kepada sahabatnya.

RM Said termenung oleh perkataan  sahabatnya itu. Setelah ditimbang-timbang, apa yang dikatakan Sutawijaya itu memang ada benarnya. Ibaratnya,  sebagus-bagusnya dan secantik-cantiknya sebuah sangkar, namun itu tetaplah belenggu yang menyiksa seekor burung. Orang lain mungkin melihat dirinya hidup  dalam kemewahan Kraton Kartasura. Namun sebetulnya tidak. Karena hidupnya bahkan seperti  seorang budak saja. [Bersambung]

Catatan: Cerita ini merupakan pengembangan dari  perbincangan dengan juru kunci Sendang Siwani