Cerita sebelumnya:
RM Said berhasil bertemu dengan Kyai Wiradiwangsa dan menceritakan kisah hidupnya selama berada di Benteng Keraton Kartasura serta tekadnya untuk mengusir penjajah Belanda.
Kyai Wiradiwangsa terdiam beberapa lama. Ia benar-benar merasa prihatin mendengar kisah yang dialami RM Said dan Sutawijaya tersebut. Dalam hati ia merasa, sekecil apapun bentuknya, ia harus berbuat sesuatu untuk membantu dua orang muda tersebut, terutama untuk melawan ketidakadilan.
“Baiklah Anak Mas Said dan Sutawijaya. Tinggalah anak mas berdua di Dusun Nglaroh ini. Penduduk dusun ini tentu menerima anak mas berdua dengan suka hati,” ujar Kyai Wiradiwangsa dengan sareh.
“Kami berdua mengucapkan terima kasih atas penerimaan Kyai Wiradiwangsa yang sangat baik ini. Maaf kami telah merepotkan Kyai, “ ujar RM Said.
“Sama-sama, anak Mas Said. Sudah selayaknya kita hidup saling tolong menolong,” sahut Kyai Wiradiwangsa.
Sejak saat itu, RM Said dan Sutawijaya tinggal di rumah Kyai Wiradiwangsa. Dan sudah menjadi tekad Kyai Wiradiwangsa, untuk membantu RM Said melawan ketidakadilan dari siapapun, termasuk dari Sinuhun Paku Buwono II maupun penjajah Belanda yang menjadi sekutunya.
Dari hari ke hari, Kyai Wiradiwangsa, RM Said dan Sutawijaya berkeliling mengunjungi para warga di dusun. Mereka mengajak warga dusun bersatu dengan RM Said, untuk melawan ketidakadilan. Kyai Wiradiwangsa cukup disegani di kampung itu, sehingga seluruh warga percaya dan mendukung penuh perjuangan RM Said untuk melawan ketidakadilan dan mengusir penjajah Belanda.
Dari hari ke hari jumlah warga yang menjadi pengikut RM Said selalu bertambah. Warga yang pekerjaan utamanya bertani, mulai dilatih berperang dengan menggunakan berbagai macam senjata, baik pedang, tombak maupun panah. Sebagian lagi berlatih keterampilan menunggang kuda maupun bertempur di atas kuda.
Sejak kedatangan RM Said di Dusun Nglaroh, semangat para warga untuk berlatih perang tampak sangat bergelora. Kedatangan RM Said yang menjadi pemimpin bagi mereka, membuat warga Dusun Nglaroh lebih hidup.
Berkat bantuan Kyai Wiradiwangsa dan Sutawijaya, RM Said berhasil membentuk pasukan yang sangat terampil dan kompak. Melihat jasa para sahabatnya dan seluruh warga Nglaroh yang demikian besar, RM Said kemudian memberikan penghargaan dengan mewisuda Sutawijaya menggunakan sebutan Kyai Ngabei Rangga Panambangan. Sementara itu, Kyai Wiradiwangsa dianugerahi gelar Kyai Ngabehi Kudanawarsa, dan diangkat menjadi patih sekaligus penasehat bagi RM Said. [Suhamdani]
Bersambung
Cerita fiksi ini terinspirasi dari perbincangan dengan Juru Kunci Sendang Siwani dan dilengkapi dengan Babad Panambangan