Beranda Daerah Sukoharjo UNS Latih Warga Bakipandeyan Mengolah Spirulina Jadi Makanan untuk Cegah Stunting

UNS Latih Warga Bakipandeyan Mengolah Spirulina Jadi Makanan untuk Cegah Stunting

Foto Tim Pengabdian dari RG Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tengah berfoto bersama usai kegaitan pelatihan pengolahan Spirulina menjadi aneka makanan di Bakipandeyan, Sukoharjo | Foto: Istimewa

SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM Tim Pengabdian dari RG Lingkungan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan pelatihan pemanfaatan spirulina sebagai makanan tambahan untuk mencegah stunting di Desa Bakipandeyan, Sukoharjo.

Kegiatan tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan Pemerintah Desa Bakipandeyan dan melibatkan Karang Taruna serta Ibu-ibu  PKK desa setempat.

Tim pengabdian terdiri dari Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Dr. Idam Ragil Widianto Atmojo, S.Pd., M.Si, Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D, dan Prof. Drs. Sutarno, M.Sc., Ph.D, serta asisten pengabdian Roy Ardiansyah, M.Pd, Dwi Yuniasih Saputri, M.Pd, Muhdi Dendy Hernanto, S.Pd., Joko Tri Widianto, S.Pd., dan Irawati Subandi, S.Pd.

Sebagaimana diketahui, stunting menjadi masalah serius di Indonesia, dan pencegahannya menjadi fokus utama untuk menyelamatkan generasi muda dari kondisi ini. Oleh karena itu, tim pengabdian yang dipimpin Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, mengadakan pelatihan untuk mengolah spirulina menjadi berbagai jenis makanan tambahan seperti jelly, puding, brownies, kue tart, kue sus, chiffon, waffle, dan berbagai jenis kue lainnya.

Baca Juga :  Dampak Pailit Sritex, Karyawan yang Dirumahkan Harus Banting Tulang  Cukupi Kebutuhan Keluarga

Pelatihan yang digelar pada Selasa (18/6/2024) di Desa Bakipandeyan itu bertujuan memberikan wawasan dan keterampilan kepada Karang Taruna dan Ibu-ibu PKK tentang pengolahan spirulina yang bernutrisi tinggi dan dapat membantu mencegah stunting.

“Pelatihan ini melibatkan ahli kesehatan dan Puskesmas setempat agar kegiatan dapat dipantau dan ilmu yang diperoleh bisa disebarluaskan ke desa lain,” jelas Dr. Idam Ragil Widianto Atmojo, S.Pd., M.Si, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Para peserta sangat antusias dan proaktif dalam setiap tahapan kegiatan, memberikan masukan tentang cara pengolahan makanan tambahan yang menarik bagi balita dan ibu hamil agar mereka tertarik untuk mengonsumsi. Harapannya, kegiatan tersebut dapat memberikan kontribusi dalam program pencegahan stunting di Indonesia, dimulai dari Bakipandeyan untuk Indonesia bebas stunting. [Redaksi]

Baca Juga :  Dampak Pailit Sritex, Karyawan yang Dirumahkan Harus Banting Tulang  Cukupi Kebutuhan Keluarga