BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sekitar 240 jiwa yang terdiri dari 60 KK di Pedukuhan Rejosari, Kalurahan Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul mulai mengalami krisis air bersih sebagai akibat musim kemarau 2024 yang mendera.
Menurut penjelasan Lurah Terong, Sugiyono, jumlah penduduk di wilayahnya yang terdampak kekeringan itu sebanyak 240 jiwa atau yang terdiri atas 60 KK.
“Kekeringannya sudah mulai terjadi pada bulan yang lalu. Jadi, debit air di sana saat itu mulai penurunan,” paparnya kepada Tribunjogja.com, Jumat (9/8/2024).
Maka dari itu, sejumlah warga di sana mau tidak mau harus mencari atau ngangsu air dari satu titik ke titik lainnya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi itu sebenarnya kerap terjadi saat musim kemarau. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kini pihaknya tengah mengajukan permohonan dropping air bersih kepada Dinas Sosial DIY.
“Jadi sampai saat ini permohonan itu masih diproses. Kami belum tahu permohonan dropping air itu kapan akan diberikan dan jumlahnya berapa,” ucap dia.
Meski demikian, Sugiyono berharap kepada instansi tersebut untuk segera membantu memenuhi kebutuhan air bersih warganya.
“Untuk jumlah kebutuhan di Padukuhan Rejosari itu paling tidak ada dropping air 10 tangki (setara 50.000 liter air bersih),” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pada 2022-2023 lalu pihaknya telah mengajukan permohonan pembuatan sumur bor kepada pemerintah terkait.
Pengajuan pembuatan sumur bor itu diperuntukkan di sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan. Satu di antara di Padukuhan Rejosari.
Hasilnya, pembuatan sumur bor baru bisa dilaksanakan pada 2025 dan hanya diberikan untuk wilayah Padukuhan Terong 1 dan Padukuhan Rejosari.
“Ya memang permohonan itu sudah terus kami lakukan sejak beberapa tahun lalu sampai sekarang. Tetapi, hal itu kan tidak serta merta langsung ditindak, karena harus melalui berbagai proses,” tutup dia.