Beranda Daerah Wonogiri Jika Terjadi Megathrust dan Tsunami di Wonogiri, Skenario ini yang Akan Ditempuh

Jika Terjadi Megathrust dan Tsunami di Wonogiri, Skenario ini yang Akan Ditempuh

Pantai
Pembangunan Pantai Klothok Paranggupito Wonogiri salah satunya untuk mendongkrak perekonomian masyarakat. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM Kabupaten Jateng tenggara, Wonogiri, termasuk dalam wilayah yang bisa terdampak ketika terjadi megathrust dan tsunami. Namun pemerintah setempat sudah menyiapkan skenario jika kedua hal tersebut nyata terjadi.

Awalnya Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, merilis pernyataan yang menyebut bahwa gempa di dua megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.

Daryono memperingatkan dua megathrust di Indonesia, Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, sudah lama tak melepaskan energinya. Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

Menurutnya itu bukan berarti gempa mau terjadi dalam waktu dekat.Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar.

Tinggal menunggu waktu bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat.
Pasalnya, kata dia, belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa. Pihaknya cuma mewaspadai dua segmen megathrust di atas yang belum juga melepaskan gempanya.

Namun yang jelas pemerintah kabupaten Jateng tenggara Wonogiri telah memetakan resiko terburuk di wilayah pesisir selatan. Menyusul potensi gempa megathrust yang memicu terjadinya tsunami.

Ketika gempa besar terjadi yang bisa disusul tsunami, maka warga atau siapapun yang beraktivitas di sekitar Wonogiri pesisir selatan harus mengevakuasi diri melalui jalur yang telah ditetapkan.

Di Wonogiri pesisir selatan terdata ada belasan pantai yang berada di tiga desa, yakni Desa Paranggupito, Gudangharjo, dan Gunturharjo. Ketiganya masuk wilayah Kecamatan Paranggupito.

Baca Juga :  Air Bersih Mengalir ke 11 Dusun di Desa Gendayakan, Ribuan Warga Bebas dari Kekeringan

Sejumlah media pernah mencari tahu soal skenario ketika terjadi megathurst dan tsunami ke BPBD Wonogiri beberapa waktu lalu. Dari belasan pantai itu, yang paling dekat dengan pemukiman adalah Pantai Nampu di Desa Gunturharjo Kecamatan Paranggupito. Namun demikian, ketinggian pemukiman di atas 50 meter dari permukaan air laut. Sehingga ketika datang tsunami 29 meter air tidak menyentuh pemukiman.

Ketinggian serupa juga ada di pemukiman warga di sepanjang garis pantai di Wonogiri.

BPBD sudah membuat peta jalur evakuasi di Pantai Nampu berdasarkan skenario terburuk dengan perkiraan gempa berkekuatan 8,8 magnitudo.

Di samping paling dekat dengan pemukiman, Pantai Nampu ini wisatawannya banyak, ada mobilitas tinggi di sana.

Jika ada tsunami dengan tinggi 29 meter di Wonogiri masih aman. Berdasarkan pemetaan, zona aman dampak tsunami di di Pantai Nampu berjarak 250 meter dari garis bibir pantai. Di kawasan zona berbahaya atau terdampak itu tidak ada permukiman.

Bahkan tebing di sekitar pantai mempunyai tinggi 20-30 meter. Jadi ketika ada tsunami dengan tinggi 20-29 meter masih aman, itu tidak termasuk ketinggian pemukiman yang mencapai 50 meter. Tapi perlu diingat dampak gempa bukan hanya tsunami, namun kerusakan infrastruktur maupun rumah juga perlu diwaspadai.

Sejumlah pantai di Paranggupito yang sudah diberi jalur evakuasi yakni Nampu dan Sembukan dan Klothok. Jarak Pantai Sembukan dengan permukiman sekitar 1,6 kilometer.

Baca Juga :  Siswa SMKN 1 Jatiroto, Wonogiri Antusias Ikuti Pelatihan Jurnalistik

Jika ada tsunami di Pantau Nampu, skenarionya, orang yang berada di sekitar pantai dianjurkan untuk lari ke titik kumpul sementara yang berlokasi di Balai Dusun Dringo, Desa Gunturharjo. Jarak antara pantai dengan balai dusun sekitar 300 meter. Diperkirakan butuh waktu sekitar 10-15 menit untuk mencapai titik kumpul sementara, mengingat kontur jalannya menanjak.

Di titik kumpul, telah disiapkan kendaraan. Warga sekitar yang mempunyai kendaraan terutama mobil diwajibkan untuk mengangkut orang ke titik kumpul terakhir yang berlokasi di SDN 3 Gunturharjo.

Berdasarkan kajian, tsunami di Nampu itu bisa saja akan terjadi 30 menit setelah ada gempa. Jadi ketika ada gempa di pantai seharusnya langsung menyelamatkan diri ke titik kumpul sementara. Aris Arianto