Beranda Edukasi Pendidikan KKN UNS Kelompok 38 Latih Warga Kismoyoso, Boyolali Olah Sampah Organik menjadi...

KKN UNS Kelompok 38 Latih Warga Kismoyoso, Boyolali Olah Sampah Organik menjadi Pupuk Kompos

Tim mahasiswa KKN kelompok 38 UNS sedang berfoto bersama dengan warga dan tokoh masyarakat usai acara Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos dengan Memanfaatkan Sampah Organik di Desa Kismoyoso, Boyolali, Rabu (7/8/2024) |  Foto:  Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok  38 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik di Desa Kismoyoso, Boyolali, Rabu (7/8/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Kismoyoso tersebut terselenggara berkat kerja sama yang baik antara mahasiswa  KKN kelompok 38 UNS dengan fasilitator kelurahan (Faskel) BKM Boyolali, serta dukungan dari Kepala Dusun setempat.

Acara tersebut dihadiri oleh para tokoh masyarakat dari Dusun 03 dan 04, yang turut serta memberikan dukungan dan partisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan pelatihan tersebut  diawali dengan sesi sosialisasi yang disampaikan oleh Faskel BKM Boyolali, diikuti dengan praktik langsung pembuatan pupuk kompos dari limbah sampah organik yang dikumpulkan dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R di desa setempat.

“Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, TPS 3R  ini bisa memberikan nilai ekonomis sekaligus membantu mengurangi pencemaran lingkungan,” jelas Kadus IV Desa Kismoyoso, Mujonno (59).

Ia berharap program tersebut dapat dilanjutkan secara mandiri oleh masyarakat Desa Kismoyoso, sehingga sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yang bernilai jual dan bermanfaat bagi petani.

Dijelaskan lebih lanjut, pengolahan sampah organik itu memiliki tujuan utama mengurangi volume sampah di TPS 3R, meminimalisir pencemaran lingkungan, dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua Kelompok KKN 38 UNS, Kiranda Dinata, menyampaikan harapannya agar  pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan menggunakan cairan bakteri dari sampah organik itu dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat, terutama di Desa Kismoyoso.

Mutaqi, Faskel BKM Boyolali, menambahkan bahwa proses pengolahan sampah menjadi pupuk kompos memerlukan waktu sekitar satu bulan, dengan penyemprotan cairan pengurai sebanyak dua kali setiap minggu.

Berikut adalah bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatan cairan bakteri pengurai:

  1. EM4 (1 botol)
  2. Susu bubuk (150 gram)
  3. Air leri beras (10 liter)
  4. Yakult (1 sheet)
  5. Empon-empon (2 liter)
  6. Prebiotik (1 botol)
  7. Tetes tebu (1 botol)

Setelah bahan-bahan tersebut dicampur, cairan bakteri pengurai diaplikasikan pada sampah organik yang telah dikumpulkan, sehingga dapat diproses secara bertahap menjadi pupuk kompos yang siap digunakan.

Untuk diketahui, KKN kelompok 38 UNS tersebut terdiri dari 10 personel, di mana masing-masing adalah Kiranda Dinata (ketua), Nanda Putri Andrian, Alifia Fitriana, Intan Dhewayani Kusumaningtyas, Rafikha Tuzz Zahro, Arlin Devia Ningrum, Shalli Dyangrosa Permatanurani Balqis, Devi Wulandari, Maulida Salsa Fi Armadina dan Muhammad Dafa Kurniawan.

Adapun bertindak sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) adalah Dr.Sri Budiawanti, S.Si.,M.Si. [Redaksi]