Beranda Nasional Jogja Massa Aksi “Jogja Memanggil Jilid Dua” Hadirkan Guillotine Raksasa di Depan Istana...

Massa Aksi “Jogja Memanggil Jilid Dua” Hadirkan Guillotine Raksasa di Depan Istana Kepresidenan Yogyakarta

Peserta aksi massa menggantung patung manekin bertopeng Presiden Jokowi, Selasa (27/8/2024) | tribunnews

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan demonstran dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa kembali turun ke jalan dalam unjuk rasa bertajuk “Jogja Memanggil Jilid Dua” yang digelar di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, pada Selasa (27/8/2024). Aksi ini diwarnai dengan pemandangan yang tidak biasa—sebuah Guillotine raksasa ditempatkan di depan pintu gerbang Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta.

Guillotine, alat eksekusi yang dikenal luas dari masa Revolusi Prancis, diusung sebagai simbol utama dalam aksi tersebut. Para demonstran menggunakan Guillotine sebagai pernyataan politik yang sarat makna, melambangkan sistem kekuasaan yang mereka anggap telah “memancung” harapan dan aspirasi rakyat.

“Gerakan ini menolak segala bentuk pelecehan dan kerusakan sistem kenegaraan serta konstitusi di eksekutif dan legislatif,” ujar salah seorang demonstran yang dikenal dengan nama Reformati.

Menurut Reformati, simbol Guillotine dipilih karena dianggap paling tepat menggambarkan situasi yang sedang dihadapi rakyat. Ia menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar protes terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, tetapi juga peringatan terhadap potensi ancaman di masa depan.

Baca Juga :  Perilakunya Dianggap Bikin Resah, Jokowi Diadukan ke Panembahan Senopati di Makam Kotagede

“Potensi penindasan masih ada, bahkan di pemerintahan berikutnya. Di era Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, rakyat masih berisiko menghadapi ancaman yang sama. Oleh karena itu, oposisi rakyat harus dibangun dan dijaga,” lanjut Reformati.

Aksi “Jogja Memanggil Jilid Dua” ini merupakan kelanjutan dari unjuk rasa serupa yang digelar pada Kamis (22/8/2024). Kedua aksi ini memiliki kesamaan, yaitu sebagai simbol perlawanan dan wujud kekecewaan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Demonstran dengan tegas menyuarakan tuntutan mereka, menuntut perubahan sistemik yang mendasar dalam tata kelola negara.

Hadirnya Guillotine dalam aksi tersebut mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap rezim Jokowi, yang menurut para demonstran telah merusak sistem kenegaraan dan melanggar konstitusi. Aksi teatrikal ini bukan hanya sekadar protes, tetapi juga simbol perlawanan yang kuat terhadap apa yang mereka anggap sebagai pemerintahan yang sewenang-wenang dan menindas rakyat.

Baca Juga :  Berkendara Saat Hujan, Waspadai 16 Titik Genangan di Kota Yogyakarta Ini

www.tribunnews.com