Beranda Daerah Boyolali Mahasiswa KKN 318 UNS Gelar Edukasi PSN dan Sosialiasi Fogging di Desa...

Mahasiswa KKN 318 UNS Gelar Edukasi PSN dan Sosialiasi Fogging di Desa Klego, Boyolali

Mahasiswa KKN 318 UNS saat memberikan pelatihan kader kesehatan Desa Klego, Boyolali untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) | Foto: Istimewa
Mahasiswa KKN 318 UNS saat memberikan pelatihan kader kesehatan Desa Klego, Boyolali untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) | Foto: Istimewa

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Mahasiswa KKN kelompok 318 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar kegiatan edukasi dan pelatihan mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Klego, Boyolali, pada Selasa (16/7/2024).

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga dalam mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan mengedepankan metode 3M Plus dan sosialisasi tentang dampak fogging.

Kegiatan dimulai pukul 09.30 WIB, diawali dengan pelatihan bagi kader kesehatan desa yang mencakup inisiatif “Rumah Batik: Rumah Bebas Jentik.”

Mahasiswa KKN 318 UNS terjun langsung door to door ke rumah warga Desa Klego, Boyolali untuk memberikan edukasi terkait bahaya penyakit DBD dan pencegahannya serta melakukan pemantauan jentik | Foto:  Istimewa
Mahasiswa KKN 318 UNS terjun langsung door to door ke rumah warga Desa Klego, Boyolali untuk memberikan edukasi terkait bahaya penyakit DBD dan pencegahannya serta melakukan pemantauan jentik | Foto:  Istimewa

Ketua KKN Kelompok 318 UNS, Pradnya Sinatria Prameswara, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews menyebutkan, dalam pelatihan tersebut, para peserta mendapatkan penjelasan terperinci tentang manfaat dan potensi dampak dari fogging sebagai salah satu langkah pencegahan.

Setelah pelatihan, mahasiswa KKN bersama kader kesehatan bergerak menuju RT 1, 2, dan 3 di Desa Klego untuk mengedukasi masyarakat secara langsung.

Kader kesehatan Desa Klego dan mahasiswa KKN membagi diri ke beberapa kelompok dan memberikan penjelasan mendalam mengenai PSN dengan metode 3M Plus, yang melibatkan tiga langkah utama: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air dengan rapat, serta mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, warga juga diajak memahami pentingnya tindakan pencegahan tambahan seperti penggunaan lotion anti nyamuk dan menjaga kebersihan ventilasi rumah.

Baca Juga :  Sesepuh PDIP Boyolali Tanggapi Santai Hasil Lembaga Survei Proximity

Sebelum edukasi dimulai, para peserta diminta untuk mengisi pretest guna mengetahui sejauh mana pemahaman mereka tentang DBD, gejala-gejalanya, dan langkah-langkah pencegahannya.

Edukasi kemudian disampaikan secara interaktif, dengan melibatkan warga dalam pemeriksaan langsung lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi potensi sarang nyamuk.

Selain edukasi tentang 3M Plus, mahasiswa KKN juga menyampaikan sosialisasi mengenai fogging. Mereka menjelaskan bahwa meskipun fogging dapat efektif dalam membunuh nyamuk dewasa, metode ini tidak bisa memberantas jentik nyamuk.

Oleh karena itu, langkah pencegahan utama tetap fokus pada penerapan metode 3M. Untuk memperkuat pemahaman, warga juga diberikan leaflet yang berisi informasi tentang prosedur fogging yang aman dan waktu yang tepat untuk melaksanakannya.

Sebagai bagian dari evaluasi, peserta diminta mengisi post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka setelah mengikuti pelatihan.

Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab untuk memastikan seluruh peserta benar-benar memahami materi yang telah disampaikan. Tidak hanya itu, peserta yang hadir juga mendapatkan kit anti nyamuk yang berisi semprotan pembasmi nyamuk, lotion anti nyamuk, form pemantauan jentik, dan leaflet edukasi.

Mahasiswa KKN 318 UNS memberikan kit anti nyamuk berupa lotion anti nyamuk, semprotan pembasmu nyamuk, form pemantauan jentik, dan leaflet edukasi | Foto: Istimewa
Mahasiswa KKN 318 UNS memberikan kit anti nyamuk berupa lotion anti nyamuk, semprotan pembasmu nyamuk, form pemantauan jentik, dan leaflet edukasi | Foto: Istimewa

Form pemantauan jentik yang diberikan dapat dimanfaatkan sebagai metode pemantauan rutin jentik di rumah secara mandiri dan dapat menjadi sarana pemantauan dan perekapan bagi kader kesehatan Desa Klego.

Kegiatan tersebut disambut dengan antusias oleh warga Desa Klego, yang berharap kesadaran mereka tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan semakin meningkat.

Baca Juga :  Heboh, Mayat Lansia Ditemukan di Pesawahan Desa Dlingo, Boyolali

Mahasiswa KKN dan kader kesehatan desa pun berharap Desa Klego dapat menjadi contoh dalam upaya pemberantasan DBD di tingkat desa, membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang berkepanjangan, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari nyamuk pembawa DBD.

Untuk diketahui, dalam melakukan kegiatannya, Ketua KKN Kelompok 318 UNS dibantu oleh sembilan anggota, yakni Andika Prasetyo, Andre Dharmawan, Rinaldandi Aji Pinanda, Royyan Muhammad Mush’ab, Afina Azzahrah, Ailsa Iseh Putri Maharani, Celine Judith, Cinta Rahma Dewi dan Yolan Evryl Liona. Sementara itu bertindak selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Dhoni Akbar Ghozali, dr., M.Kes.  [Redaksi]