Beranda Umum Nasional Pemerintah Siap Impor 1,8 Juta Ton Susu untuk Dukung Program Makan Bergizi...

Pemerintah Siap Impor 1,8 Juta Ton Susu untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Siswa menyantap menu makan bergizi gratis saat diuji coba di SMPN 270, Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (23/10/2024). Dalam uji coba tersebut menu makanan yang disediakan yakni nasi dengan lauk ayam teriyaki, sayur, tahu goreng, jeruk, dan susu dengan harga per porsi Rp 23.000 | tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Indonesia bakal melakukan impor susu 1,8 juta ton dari Vietnam untuk mendukung program makan bergizi gratis. Jumlah tersebut baru separuh dari kebutuhan total susu yang diperlukan untuk program tersebut, sebesar 3,7 juta ton.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman lewat keterangan tertulis, Kamis (24/10/2024).

“Kami akan kawal sampai program ini berjalan baik,” ujar Amran Sulaeman.

Selain pemenuhan susu,  menurut Amran, Kementan juga  mempersiapkan program pekarangan pangan bergizi.

“Makan bergizi gratis bagus banget programnya dan Kementan harus mengambil peran,” katanya.

Amran menjelaskan, makan bergizi gratis dapat disokong mulai dari tingkat rumah tangga melalui program pekarangan pangan bergizi. Pemerintah mendorong masyarakat membudidayakan tanaman pangan di pekarangan mereka, seperti sayur-sayuran atau umbi-umbian. Mereka juga dapat ternak ayam, bebek, hingga lele di pekarangan.

Ia menjelaskan, melalui program itu, setiap rumah dapat menyuplai kebutuhan gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya dari tanaman yang mereka budidayakan. Untuk mendukung skema ini, Amran mengatakan instansinya akan membagikan benih dan bibit unggul kepada setiap rumah tangga.

Baca Juga :  Kenaikan PPN 12% Cekik Leher Buruh dan Picu  Terjadinya PHK

Amran mengungkapkan, rumah tangga di Indonesia berjumlah 70 juta. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata belanja rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp 2 juta atau total belanja rumah tangga seluruh Indonesia adalah Rp 1.400 triliun per tahun. Menurut Amran, pekarangan pangan bergizi dapat berpotensi mengurangi belanja rumah tangga tersebut.

Lewat program pekarangan pangan bergizi, Amran optimistis makan bergizi gratis dapat mendorong pergerakan ekonomi di perdesaan. Ia mengatakan, pangan yang diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan. Karena itu, politikus cum pengusaha ini meminta program ini tak hanya dilihat sebagai makan bergizi, tapi sekaligus merupakan penggerak ekonomi di pedesaan.

Amran mengingatkan, pemenuhan kebutuhan protein tidak hanya bergantung pada susu. Menurut dia, tubuh tidak bisa membedakan mana susu, ayam, atau telur. Tubuh hanya mengetahui ketiganya merupakan sumber protein. Meski begitu, salah satu menteri terkaya di Kabinet Merah Putih ini mengatakan Kementan berupaya menjalankan program peningkatan produksi susu dan daging sapi.  

Baca Juga :  Besok, Guru Bimbingan Konseling Tak Lagi Wajib Mengajar Tatap Muka 24 Jam

www.tempo.co