Beranda Edukasi Pendidikan Teknologi Baterai Tukar Pakai Ciptaan Dosen UNS: Solusi Efisiensi Motor Listrik

Teknologi Baterai Tukar Pakai Ciptaan Dosen UNS: Solusi Efisiensi Motor Listrik

Dosen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Fakhrina Fahma (3 kiri) sukses melakukan penelitian tentang teknologi pengisian daya swappable batteray | Foto: Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Dosen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT UNS) Solo, Fakhrina Fahma melakukan penelitian tentang teknologi pengisian daya swappable battery atau SB (baterai yang dapat diganti atau ditukar) untuk motor listrik. Berdasarkan penelitian tersebut, berhasil dikembangkan desain persyaratan pertukaran dan pengoperasian (interoperabilitas) antarmerek SB.

Selain itu, Fakhrina juga mengembangkan desain stasiun pertukaran baterai atau Battery Swapping Station (BSS) untuk memvalidasi penerapan persyaratan interoperabilitas tersebut. Hal itu dilakukan melalui eksperimen pengisian daya terhadap berbagai merek SB.

“Saat ini di Indonesia telah beredar sepeda motor listrik dengan berbagai merek di antaranya VOLTA, VIAR, MAB, Gesits, Selis Emax, United, Rakata, Neo, Elvindo Rama, BF Goodrich CG, Ecgo, Alva one, Honda PCX Electric, dan lain-lain. Namun sayangnya sepeda motor listrik yang beredar tersebut memiliki spesifikasi SB yang berbeda-beda, sehingga pengguna kendaraan hanya dapat menukarnya di Battery Swapping Station (BSS) yang sesuai dengan merek masing-masing,” ujar Fakhrina, Selasa (29/10/2024).

Fakhrina menambahkan, kondisi itu menjadi kendala tersendiri dimana rantai pasok energi motor listrik menjadi tidak efisien. Pasalnya, dibutuhkan investasi SB dan BSS sangat besar.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

“Salah satu cara meminimalisasi biaya investasi ini adalah mendorong agar ekosistem SB dapat dipertukarkan dan dioperasikan antarmerek atau disebut dengan interoperabilitas. Jadi kalau mau tanpa kendala, idealnya semua spesifikasi SB ini harus sama. Jadi dalam bentuk modular,” imbuhnya.

Di sisi lain, persyaratan interoperabilitas perlu dikembangkan agar menjamin terjadinya kolaborasi antarmerek SB tersebut pada proses pengisian daya. Pengembangan persyaratan interoperabilitas ini merupakan salah satu upaya dalam rekayasa rantai pasokan sepeda motor listrik pada tahap awal melalui kegiatan standarisasi.

“Dengan adanya standar interoperabilitas diharapkan dapat meminimalisasi biaya investasi dan terciptanya pasar yang lebih besar, sehingga dapat mendorong teknologi sepeda motor listrik sukses di pasar,” tukasnya.

Sementara itu, penelitian dengan judul “Pengembangan Persyaratan Interoperabilitas Berbasis Teknologi Pada Electric Motorcycle Swappable Battery Di Era Digital Supply Chain” tersebut mengantarkan Fakhrina meraih gelar doktor dari Program Studi Doktor Teknik Industri UNS Solo.

Baca Juga :  Purna Tugas di UNS, Prof Pranoto Lanjutkan Langkah di UMUS Brebes

Penelitian Fakhrina tersebut menghasilkan satu artikel ilmiah pada journal top-tier (Q1) yang diterbitkan Elsevier, dengan judul “Dynamic Open Innovation For Determine Interoperability Base Technology Requirement On Electric Motorcycle Swappable Battery”, Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 10 (2), 2024. Sehingga ia dibebaskan dari sidang ujian terbuka. Suhamdani