SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Tinggal di daerah dengan curah hujan yang relatif tinggi tentu tidak akan terlepas dari ancaman bencana banjir.
Banyak hal yang dapat memicu terjadinya bencana banjir, baik faktor alam maupun faktor non alam atau akibat aktivitas manusia.
Beberapa di antaranya adalah erosi dan sedimentasi pada saluran air, perubahan tata guna lahan yang tidak didasari dengan kajian teknis yang baik, pembangunan liar di bantaran sungai, pengaruh air pasang, penurunan tanah, kerusakan bangunan pengendali banjir dan sampah yang menghambat aliran sungai.
Untuk mengurangi atau mencegah dampak bencana maka upaya yang paling penting dilakukan adalah mitigasi bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Salah satu wujud aksi nyata adalah dilaksanakannya Apel Kesiapsiagaan Bencana Banjir 2024-2025 pada Senin (04/11/2024) di Halaman Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan (BBWS) Bengawan Solo, Kec. Pabelan, Kab. Sukoharjo.
BBWS Bengawan Solo selaku pelaksana hendak meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap Kesiapsiagaan Bencana di Wilayah Sungai Bengawan Solo secara terkhusus bagi Satgas Bencana dengan melibatkan peran aktif berbagai Stakeholder baik unsur OPD Kabupaten/Kota dalam hal ini BPBD, kemudian dari unsur TNI-Polri, unsur Relawan SAR dan Komunitas peduli Sungai (KPS).
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan semua stakeholder terkait dapat bertindak sesuai peran masing-masing guna mengurangi risiko bencana yang terjadi.
Total kejadian bencana banjir yang terjadi di Wilayah Sungai Bengawan Solo sepanjang Tahun 2024 sejumlah 156 Kejadian di Wilayah Hulu, Madiun, Hilir.
Tindakan yang sudah dilakukan oleh BBWS Bengawan Solo yaitu berkoordinasi dengan Stakeholder baik Dinas atau Instansi, Relawan, Petugas OP dan Masyarakat terkait dengan melakukan Survei kejadian bencana dan Inventarisasi, serta melakukan tindakan darurat bencana melalui masing-masing PPK di setiap wilayah.
Infrastruktur pengendali Banjir yang terbangun saat ini di Wilayah Sungai Bengawan Solo terdiri dari 917,42 KM Tanggul Sungai, 313 titik Pintu Air, 23 Rumah Pompa, dan 37 Bendungan.
Selain membangun infrastruktur pengendali banjir, BBWS Bengawan Solo juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Banjir di Wilayah Sungai Bengawan Solo.
Satgas tersebut bertugas untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana banjir. Terdapat 7 Posko Bencana yang terbagi menjadi Satgas Hulu 1 yang berkedudukan di Pabelan, Kab. Sukoharjo, Satgas Hulu 2 yang ang berkedudukan di Jaten, Kab. Karanganyar, Satgas Madiun 1 yang berkedudukan di Kab. Madiun, Satgas Madiun 2 yang berkedudukan di Kota Madiun, Satgas Madiun 3 yang berkedudukan di Kab. Pacitan, Satgas Hilir 1 yang berkedudukan di Kab. Bojonegoro dan Satgas Hilir 2 yang berkedudukan di Kab. Lamongan.
Sebagai wujud kesiapsiagaan terhadap bencana banjir, BBWS Bengawan Solo juga sudah memiliki persediaan bahan banjiran berupa Sandbag, Mini Geobag, Geobag dan Bronjong Kawat yang disiagakan di tiga titik lokasi yakni di Sukoharjo (Hulu), Madiun (Tengah) dan Bojonegoro (Hilir).
Selain bahan banjiran, BBWS Bengawan Solo juga memiliki armada alat berat yang siap siaga untuk diterjunkan untuk menangani kejadian bencana banjir, antara lain Hydraulic Excavator, Amphibious Excavator, Dump Truck, Mobile Pump dan lain sebagainya.
BBWS Bengawan Solo juga sudah melakukan pemutakhiran data terkait bencana di WS Bengawan Solo melalui website Sibensol (Sistem Informasi Bencana Bengawan Solo) yang dapat diakses melalui laman http://bit.ly/sibensol. Melalui website ini, masyarakat umum dapat mengisi formulir laporan bencana apabila terjadi kejadian bencana banjir maupun bencana kekeringan.
BBWS Bengawan Solo dalam pengendalian bencana banjir tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari berbagai pihak, sehingga perlu adanya sinergi baik dari instansi maupun masyarakat.
Dengan dilaksanakannya apel ini diharapkan sinergi tersebut dapat ditumbuhkan dan dapat menciptakan kolaborasi yang apik dalam menghadapi musim penghujan di Tahun 2024-2025. Ando