KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Universitas Muhammadiyah Karanganyar (Umuka) Solo melaksanakan Program Inovokasi yang berfokus pada penerapan smart modern farm dengan basis Internet of things (IoT). Program ini terlaksana dengan mitra usaha mikro peternak ayam petelur di Desa Wates dan Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.
Ketua Tim Inovokasi Umuka, Desna Ayu Wijayanti, S.Pt,. M.Pt, dalam siaran persnya, Kamis (6/11/2024), menyatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen perguruan tinggi dalam memberikan pembinaan pada usaha mikro peternak ayam petelur untuk memajukan dan mendukung kenaikan omset dari usahanya melalui penerapan smart modern farm dengan basis IoT.
“Program Inovokasi ini memfasilitasi para pelaku usaha mikro, peternak ayam petelur dalam pengembangan usahanya, yang dimulai dari sistem konvensional perlahan beralih ke teknologi IoT, guna mengejar efisiensi dalam operasional produksi peternakan tersebut” jelas Desna.
“Desain yang digunakan dalam konsep smart modern farm ini berupa desain industry yang menekankan pada otomasi pemberian pakan, pengambilan telur dan pengambilan kotoran ternak, dimana ketiga jenis otomasi tersebut dibutuhkan oleh peternak dalam efisiensi dan kefektifan dalam proses produksi,” Desna menambahkan.
Program Inovokasi ini tidak hanya fokus pada pengembangan smart modern farm saja, namun mencakup kegiatan pendampingan peternak dalam meningkatkan performa produk telur dan pemasaran digital, yang diharpkan dapat memperluas pasar dan mingkatkan omset penjualan peternak ayam petelur ini. “Kegiatan ini melibatkan tim dosen dari Program Studi Vokasi D3 Produksi Ternak, S1 Teknik Komputer dan S1 Informatika, serta mahasiswa dari Umuka,” papar Desna.
Peternakan ayam petelur yang menjadi mitra vokasi ini, sudah sejak tahun 2011 berkecimpung di dunia ayam petelur dengan jumlah populasi yang dimiliki saat ini sekitar 6.000 ekor. Ada banyak tantangan dan permintaan pasar, namun belum dapat ditangani karena proses produksi yang digunakan masih konvensional dan cenderung membutuhkan waktu yang lama.
Desna menyatakan, program ini diharapkan membawa dampak positif bagi mitra vokasi ini yakni usaha peternakan Tigan Wates dan Berkah Jaya Farm. “Semoga inisiasi smart modern farm yang telah terpasang berhasil diterapkan dan dapat digunakan sebagai cara dalam pengembangan proses produksi agar lebih efisien dan praktis,” katanya. “Sehingga dengan terbatasnya jumlah pekerja dapat menambah jumlah populasi dan akan berdampak pada proses produksi telur,” sambung Desna.
Dengan adanya smart modern farm, peternakan dan kegiatan kandang tidak lagi sepenuhnya bergantung pada tenaga manusia namun lebih memaksimalkan proses produksi dengan teknologi IoT sehingga lebih efisien dan efektif. “Yang awalnya butuh waktu 45 menit dalam pemberian pakan dan panen telur, dengan adanya smart modern farm bisa lebih singkat menjadi hanya 2-3 menit pengerjaan,” jelas Desna.
Diharapkan program ini dapat terus berjalan dan menjadi role model peternakan ayam petelur dalam pengembangan smart modern farm. Selain itu, diharapkan dengan kegiatan kegiatan pendampingan seperti pelatihan dapat memperkuat posisi produk produk hasil peternakan di pasar yang lebih luas, sehingga meningkatkan pendapatan atau omset usaha mikro peternak ayam petelur. Satyawatie