BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dari tahun ke tahun, populasi sapi perah di Kabupaten Bantul mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Bahkan yang cukup memprihatinkan, hingga tahun 2024 ini, jumlah sapi perah yang ada di Bumi Projotamansari hanya 10 ekor saja.
Padahal, pada era tahun 1980-an, populasi sapi perah di Kabupaten Bantul cukup melimpah.
Penurunan jumlah populasi sapi perah di Kabupaten Bantul itu diketahui setelah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) setempat melaksanakan pendataan.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo mengatakan, sekitar tahun 1980-an, populasi sapi perah di Bantul ada cukup banyak.
Namun, jumlahnya terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
“Maka, kami akan berusaha meminta bantuan dari Kementan untuk mendapatkan bantuan sapi perah secepatnya. Karena kami melihat, di Bantul itu sangat potensial untuk pengembangan sapi perah,” katanya kepada awak media, Rabu (13/11/2024).
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul, Novriyeni menyampaikan, berdasarkan hasil dari pendataan yang dilakukan oleh pihaknya, sapi perah yang masih tersisa di wilayah Bantul hanya 10 ekor saja.
“Kemungkinan, populasi ternak sapi perah menurun dikarenakan kondisi alam yang tidak cocok. Lalu, harga susu dari produksi sapi perah yang dibeli oleh para tengkulak cenderung rendah,” jelasnya.
Selain faktor itu, penyebab menurunnya populasi sapi perah di Bantul juga dipengaruhi oleh faktor biaya perawatan yang lebih tinggi.
“Dan para peternak di Bantul kalau ingin memelihara sapi perah, harus melakukan modifikasi kandang dengan suhu ideal sekitar 22 derajat celsius sampai 24 derajat celsius,” urainya.
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah sapi perah di Kabupaten Bantul pada 2021 sejumlah 68 sapi perah.
Kemudian, pada 2022, jumlah itu menurun menjadi 29 sapi perah dan pada 2023 menjadi 28 sapi perah.