Beranda Daerah Wonogiri Apakah Frugal Living Efektif Menghadapi Kenaikan PPn 12 Persen dan Harga? Perilaku...

Apakah Frugal Living Efektif Menghadapi Kenaikan PPn 12 Persen dan Harga? Perilaku Super Hemat dengan Menunda Pembelian Barang Baru

Hemat
Ilustrasi Frugal Living di pedesaan. AI

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPn) menjadi 12 persen pada tahun mendatang. Kebijakan ini diperkirakan memicu kenaikan harga barang dan jasa, yang akan semakin membebani masyarakat di tengah kenaikan harga bahan pokok yang sudah berlangsung.

Dalam situasi seperti ini, banyak orang mulai melirik gaya hidup Frugal Living atau hidup hemat sebagai solusi untuk menghadapi tekanan ekonomi.

Apa itu Frugal Living?
Frugal Living adalah gaya hidup yang menekankan pengeluaran secara bijak dan memprioritaskan kebutuhan dibandingkan keinginan. Prinsipnya adalah hidup sederhana tanpa mengorbankan kualitas hidup, seperti memilih belanja grosir untuk menghemat biaya, mengurangi makan di luar, atau memanfaatkan diskon dan promosi.

Tantangan Ekonomi 2024
Kenaikan PPn menjadi 12 persen diperkirakan akan berdampak langsung pada harga barang konsumsi sehari-hari, mulai dari bahan makanan hingga produk kebutuhan rumah tangga. Di sisi lain, harga bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan telur terus merangkak naik akibat gangguan rantai pasok global.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Oktober 2024 mencapai 3,5 persen secara tahunan, dan tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan. Kondisi ini membuat daya beli masyarakat tertekan, terutama bagi golongan menengah ke bawah.

Baca Juga :  Cara Menghindari Jeratan Judi Online yang Kini Marak Mencengkeram Warga Indonesia

Efektivitas Frugal Living
Penerapan Frugal Living dapat menjadi strategi bertahan dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak pasti.

Berikut beberapa alasan mengapa gaya hidup hemat ini dinilai efektif:

1. Mengurangi Beban Keuangan
Dengan memprioritaskan kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, masyarakat dapat mengalokasikan anggaran untuk hal yang lebih mendesak.

2. Mendorong Pola Konsumsi Bijak
Gaya hidup hemat membantu masyarakat menjadi lebih selektif dalam berbelanja, seperti memilih produk lokal yang lebih murah dibandingkan impor.

3. Mengatasi Dampak Kenaikan Harga
Meskipun kenaikan PPn dan bahan pokok tidak dapat dihindari, mengelola anggaran dengan bijak dapat membantu masyarakat tetap memenuhi kebutuhan hidup tanpa utang berlebih.

Namun, gaya hidup ini tidak lepas dari tantangan. Frugal Living membutuhkan disiplin tinggi dan komitmen untuk mengurangi pengeluaran yang bersifat impulsif. Selain itu, ada risiko masyarakat terlalu berhemat hingga mengorbankan kesehatan atau kenyamanan.

Frugal Living dapat menjadi solusi jangka pendek untuk meredam dampak kenaikan harga. Namun, pemerintah juga harus berperan aktif dalam menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok.

Frugal Living bisa lebih efektif jika didukung dengan kebijakan yang berpihak pada masyarakat kecil, seperti subsidi pangan dan pengendalian inflasi.

Baca Juga :  Penampakan Mobil Pimpinan DPRD Wonogiri Seharga 500 Jutaan Perunit, Pengadaan Dianggar 2 Miliar

Di tengah ancaman kenaikan PPn dan harga bahan pokok, Frugal Living memang menjadi pilihan banyak orang untuk bertahan. Namun, untuk mencapai kestabilan ekonomi, diperlukan sinergi antara upaya individu dan kebijakan pemerintah. Gaya hidup hemat bisa menjadi penyelamat, tetapi keberhasilan jangka panjang tetap bergantung pada kondisi ekonomi secara keseluruhan.

Apakah Anda tertarik untuk mencoba gaya hidup Frugal Living? Mulailah dengan langkah kecil seperti menyusun anggaran bulanan atau mengganti kebiasaan konsumsi yang boros. Aris Arianto