SRAGEN, JOIGLOSEMARNEWS.COM – Lagi-lagi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sragen membuat malu warga Sragen. Setelah dikritik banyak pihak terkait tidak lolos uji publik dan bahkan mendapat penilaian terburuk di Soloraya serta peringkat ke-34 dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah menurut hasil penilaian Komisi Informasi Provinsi (KIP) Jateng, kini KPU Sragen kembali disorot oleh tim kampanye calon bupati Sragen nomor urut 02, Sigit Pamungkas – Suroto. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Eko Wijiono selaku Koordinator Tim Media Paslon 02, yang menuding bahwa KPU Sragen telah bertindak dzalim.
“Soal debat terbuka kemarin, pertama, soal mikrofon, lebih besar untuk paslon 01; pencahayaan lebih dominan dan terang untuk paslon 01; sorot kamera saat siaran langsung lebih banyak diarahkan ke paslon 01. KPU tidak adil dalam hal ini, dan kami hanya diam. Kami didzalimi KPU, dan kami hanya diam,” ujar Eko Wijiono kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (18/11/2024).
Tidak hanya itu, buruknya kinerja KPU Sragen selama debat Pilkada 2024 juga cukup merugikan paslon 02. Eko berharap kejadian ini tidak terulang pada debat berikutnya, serta agar KPU Sragen dapat memperbaiki kinerjanya.
“Kami berharap kejadian ini tidak terulang pada debat kedua nanti, dan KPU harus melakukan evaluasi kinerja,” harapnya.
Eko juga menyayangkan kinerja KPU Sragen selama Pilkada 2024. Menurutnya, Sragen sudah mengalami kemiskinan dan kini muncul lagi isu KPU terburuk.
“Yang jelas kami sangat menyayangkan ini. Masak Sragen sudah kota termiskin di Jawa Tengah, sekarang KPU-nya terjelek. Apa yang bisa dibanggakan lagi bagi warga Sragen? Inilah sebabnya kami ingin pemimpin baru, Sigit-Suroto,” tegasnya.
Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Tatag Prabawanto, mantan Sekda Sragen sekaligus Tim Pemenangan Paslon 02 Sigit-Suroto, yang menyebutkan bahwa kinerja KPU Sragen perlu dievaluasi.
“Mohon kiranya ada evaluasi KPU saat dinyatakan terburuk terkait keterbukaan informasi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, tingkat golput dalam Pilkada Sragen 2024 berpotensi tinggi. Pasalnya, KPU Sragen dinilai sangat minim melakukan sosialisasi di 20 kecamatan. Apalagi dengan KPU yang tidak lolos uji publik, hal ini semakin menambah keraguan warga terhadap kinerja KPU Sragen.
Selain itu, pemasangan alat peraga dan sosialisasi belum menyentuh masyarakat Sragen secara optimal. Pernyataan ini diperkuat oleh warga Kecamatan Kedawung, Suyadi Kurniawan, yang menganggap sosialisasi KPU sangat rendah dan perlu dipertanyakan. Terbukti, pemasangan alat peraga belum menjangkau pelosok desa, bahkan alat peraga kampanye (APK) tidak dipasang di tempat yang strategis.
“Itu pun mungkin yang memasang bukan KPU, melainkan pasangan calon bupati. Dikhawatirkan tingkat golput dalam Pilkada Sragen akan tinggi akibat minimnya sosialisasi,” kata Suyadi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Kamis (14/11/2024).
Hal senada disampaikan oleh Giyarti, pedagang makanan asal Kutorejo, Sragen Kota, yang mengaku tidak tahu pasti siapa calon bupati yang bersaing di Pilkada Sragen.
“Hari pencoblosan saya tahu, kalau tidak salah tanggal 27 November. Tapi siapa calonnya, saya tidak tahu,” ujarnya.
Warga lainnya, Harno dari Bedoro, Sambungmacan, Sragen, mengatakan bahwa belum ada sosialisasi dari petugas pemilu di desanya. Biasanya ada pendataan dari petugas dan pemberitahuan tentang waktu pencoblosan.
“Mungkin masih menggunakan data lama karena sampai sekarang belum ada pendataan ke rumah soal kegiatan pencoblosan Pilkada maupun Pilgub,” kata Harno.
Penjual mie ayam, Mas Kenthi, warga Hadiluwih, Sumberlawang, Sragen, juga tidak tahu kapan hari pemilihan bupati Sragen maupun gubernur Jateng karena tidak ada woro-woro atau pengumuman dari pihak penyelenggara Pilkada.
“Kami tahu siapa calon bupatinya, tapi kapan coblosannya tidak tahu sama sekali. Karena tidak ada pengumuman atau woro-woro,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisioner KPU Sragen, Prihantoro, menjelaskan bahwa total anggaran pelaksanaan Pilkada Sragen sebesar Rp39 miliar, di mana salah satunya dialokasikan untuk sosialisasi.
“Kami pastikan sosialisasi sudah dianggarkan dan dimaksimalkan dengan anggaran yang ada,” tandas Prihantoro melalui pesan singkat.
Jumlah Tempat Pemilihan Suara (TPS) pada Pilkada berkurang dibanding Pileg, menjadi 1.461 TPS plus 1 TPS khusus. Tercatat, jumlah pemilih di Sragen adalah 763.714 orang.
Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM juga menunjukkan banyak baliho calon bupati Sragen yang rusak dan tidak mendapat perawatan sama sekali.
Huri Yanto