WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Fenomena angin kencang atau puting beliung serta lesus sering kali menjadi peristiwa yang menonjol di awal musim penghujan.
Banyak daerah di Indonesia melaporkan kejadian ini setiap tahunnya, yang sering menimbulkan kerusakan pada bangunan, pepohonan, dan bahkan mengakibatkan korban jiwa.
Apa sebenarnya penyebab angin kencang ini, dan mengapa lebih sering terjadi pada periode tersebut?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), angin kencang atau puting beliung terjadi akibat adanya perbedaan tekanan udara yang signifikan dalam waktu singkat. Perbedaan tekanan ini biasanya dipicu oleh pemanasan permukaan bumi yang tidak merata dan kelembapan udara yang tinggi.
Pada awal musim penghujan, kondisi atmosfer di Indonesia cenderung tidak stabil karena pertemuan antara massa udara dingin dan massa udara hangat.
Penyebab Utama Angin Kencang dan Puting Beliung
A. Pemanasan Permukaan yang Ekstrem
Di awal musim penghujan, permukaan tanah yang sebelumnya kering karena musim kemarau menyerap panas matahari lebih cepat. Ketika udara hangat yang ringan naik ke atmosfer, ia bertemu dengan udara dingin yang berat, menciptakan awan cumulonimbus. Awan ini merupakan sumber utama puting beliung.
B. Perbedaan Tekanan Udara yang Tajam
Perubahan suhu udara yang cepat di antara wilayah yang berdekatan menciptakan perbedaan tekanan. Hal ini menyebabkan angin bertiup kencang untuk menyeimbangkan tekanan udara tersebut.
C. Kelembapan Tinggi
Tingginya kelembapan udara pada awal musim penghujan menjadi bahan bakar pembentukan awan cumulonimbus yang besar dan pekat. Ketika awan ini tumbuh hingga ketinggian tertentu, potensi terjadinya puting beliung meningkat.
D. Topografi Wilayah
Wilayah dataran rendah dan daerah dekat perbukitan sering kali menjadi tempat yang rawan karena kondisi geografis yang mendukung pembentukan aliran angin kencang.
Mengapa Sering Terjadi di Awal Musim Hujan?
Awal musim penghujan adalah masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Selama masa ini, atmosfer cenderung tidak stabil akibat perubahan suhu yang tajam antara siang dan malam. Proses ini mempercepat pembentukan awan cumulonimbus yang menghasilkan puting beliung.
Selain itu, curah hujan yang belum merata menciptakan daerah-daerah dengan tekanan udara yang sangat bervariasi, memicu pergerakan angin yang tidak teratur.
Tips Menghadapi Angin Kencang dan Puting Beliung
1. Hindari berada di luar ruangan saat tanda-tanda cuaca ekstrem muncul, seperti awan gelap pekat berbentuk menjulang.
2. Perkuat struktur bangunan rumah, terutama atap, untuk menghindari kerusakan akibat angin kencang.
3. Hindari parkir kendaraan di bawah pohon besar atau tiang listrik.
4. Selalu pantau informasi cuaca dari BMKG melalui aplikasi atau media terpercaya.
Dengan memahami penyebab dan karakteristik fenomena ini, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan meminimalkan dampak dari bencana yang kerap terjadi di awal musim penghujan ini.
Aris Arianto