JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketika pemerintah hendak menaikkan PPN menjadi 12 Persen, kurs rupiah terhadap dolar kembali melemah hingga sempat menyentuh angka Rp 16.300. Kondisi ini tentu tidak terlalu baik untuk bisnis di Tanah Air.
Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan melemahnya rupiah akan berdampak pada harga bahan baku yang masih didatangkan secara impor.
Ujung-ujungnya, yang bakal menerima dampak pertama kali adalah dunia dan para pelaku industri.
“Untuk bahan baku berat sekali. Bahan baku yang selama ini masih harus didapatkan dari impor, itu pasti akan memberikan impact yang cukup berat bagi industri,” tutur Agus Gumiwang di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (20/12/2024).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri yang bergantung pada impor bahan baku untuk memanfaatkan fasilitas Local Currency Transaction (LCT). Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap mata uang tertentu, terutama dolar Amerika Serikat (USD), sekaligus meningkatkan efisiensi biaya transaksi valuta asing (valas).
Local Currency Transaction (LCT) adalah mekanisme transaksi ekonomi dan keuangan melalui Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Fasilitas ini memungkinkan transaksi perdagangan dilakukan menggunakan mata uang lokal, sehingga dapat menekan risiko fluktuasi nilai tukar dan biaya konversi mata uang.
“Kami mengimbau industri untuk memanfaatkan fasilitas LCT untuk impor bahan baku. Fasilitas ini juga dapat membantu meredam dampak kenaikan nilai tukar rupiah,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief.
Dukungan dari Mitra Dagang
Meski belum banyak negara yang menerapkan transaksi perdagangan menggunakan LCT, Febri menyebutkan beberapa mitra dagang Indonesia telah mendukung fasilitas ini. “Misalnya, dengan China, Jepang, dan Malaysia, kita sudah bisa menggunakan LCT. Industri bisa mengimpor bahan baku tanpa dolar, cukup dengan transaksi menggunakan rupiah atau mata uang negara mitra,” jelasnya.
Kemenperin berharap penerapan LCT dapat memberikan solusi jangka pendek bagi industri untuk mengatasi tekanan ekonomi global, sekaligus mendorong efisiensi dalam transaksi perdagangan internasional.