BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat Boyolali diminta mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, ada indikasi kasus DBD di Boyolali kembali mengalami kenaikan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Puji Astuti, kenaikan kasus itu mulai terlihat sejak Oktober hingga pertengahan Desember ini.
“Dua kasus kematian baru itu pada November dan awal Desember ini. Kasus kematian itu di Pulisen Boyolali dan Pusporenggo Musuk,” katanya.
Dijelaskan, data dari Dinkes Boyolali, laporan demam dengue mencapai 2.732 kasus. Lalu, DBD mencapai 943 kasus dengan demam sock syndrome mencapai 59 kasus. Sisanya 301 kasus dengan diagnosa lainnya.
“Kasus DBD banyak terjadi diusia 15-44 tahun dengan 453 kasus dengan dua kasus kematian. Lalu, 5-14 tahun ada 369 kasus DBD dengan kasus kematian terbanyak, 8 kasus. Lalu usia diatas 44 tahun ada 72 kasus dan usia balita (1-4 tahun) ada 47 kasus dengan satu kasus kematian.”
Selain itu, kasus ini mulai naik pada Oktober dengan 66 kasus, November 60 kasus dengan dua kasua kematian serta pertengahan Desember ini ditemukan 12 kasus.
Kasus paling tinggi ditemukan di Kecamatan Sambi dengan temuan 103 kasus DBD dengan satu kasus kematian. Disusul kecamatan Teras dengan temuan 91 kasus DBS dengan dua kasus kematian. Lalu Kecamatan Cepogo dan temuan di Puskesmas Boyolali II dengan masing-masing 79 kasus DBD.
Kemudian di Kecamatan Ngemplak dan Kemusu dengan masing-masing temuan 63 kasus. Kemudian Kecamatan Andong ditemukan 59 kasus. Lalu, Kecamatan Karanggede ditemukan 49 kasus dan Juwangi ditemukan 48 kasus.
“Paling sedikit temuan di Selo, hanya dua kasus yang terlaporkan. Kami berharap, kesadaran untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) di lingkungan rumah masing-masing semakin digalakkan,” pungkasnya. Waskita