Beranda Daerah Sragen Saat Komunitas Ashoco Peduli Krisis Air Sragen. Dari Penjual Rokok Hingga Wadan...

Saat Komunitas Ashoco Peduli Krisis Air Sragen. Dari Penjual Rokok Hingga Wadan Paspamres Tergerak Galang Saweran

ASHOCO PEDULI- Salah satu punggawa Komunitas Jarang Pulang, Bagong HIK Shoping Sragen, saat melayani bantuan air bersih hasil saweran dari anggota komunitas yang beranggotakan pedagang HIK hingga seluruh pejabat teras Sragen ke warga di wilayah Dukuh Kowang, Ngargotirto, Sumberlawang, Selasa (22/8/2017). Foto/Wardoyo

Bencana kekeringan dan krisis air bersih hampir selalu menghiasi kalender tahunan di sejumlah wilayah tandus di Sragen bagian barat maupun utara. Tak terkecuali, kondisi kemarau panjang yang terjadi saat ini, memaksa ribuan jiwa di sejumlah desa harus bergantung pada uluran kepedulian pihak ketiga yang belakangan makin gencar menggalang aksi kepedulian”

Wardoyo–

Hari masih pagi, sinar mentari baru sepenggalah saat mobil tangki PDAM Sragen tiba di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Sumberlawang, Selasa (22/8/2017). Melihat kedatangan mobil PDAM itu, warga dukuh di sudut barat Bumi Sukowati itu langsung berhamburan keluar rumah.

Mereka langsung merangsek ke arah mobil tangki dengan wadah tertenteng di tangannya. Ada yang membawa ember, jeriken, gentong plastik, klenting, hingga wadah apapun yang bisa digunakan untuk menampung air.

Wajah mereka pun berbinar lantaran droping air bersih yang dinanti sudah tiba.

“Mangga antri wadahnya disiapkan,” teriak salah satu petugas droping yang menggawangi kegiatan penyaluran bantuan air bersih, pagi kemarin.

Puluhan warga yang rata-rata ibu-ibu itu pun tampak antri menunggu wadah mereka penuh oleh kucuran air bersih dari mobil tangki bervolume 5.000 liter itu.

Droping air bersih tersebut berasal dari bantuan Komunitas Jarang Pulang atau yang biasa disebut Angkringan Shoping Community (Ashoco) Sragen yang didistribusikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Baca Juga :  Ulang Tahun Partai Nasdem Ke 13 Adakan Donor Darah Bersama di Sragen Jawa Tengah

Tak butuh waktu lama, 36.000 liter air bersih yang digelontor dengan tujuh mobil tangki itu ludes hanya sekejap. Kepala BPBD Sragen, Dwi Sigit Kartanto mengungkapkan droping dari bantuan  Komunitas Jarang Pulang Sragen itu terdistribusi untuk 10 RT di Dukuh Kowang yang merupakan wilayah kekeringan terparah sejauh ini.

“Total ada 414 KK dan 1.242 jiwa di 10 RT Dukuh Kowang yang saat ini memang membutuhkan bantuan air bersih. Kemarin kita sudah bantu droping, hari ini tadi dari Komunitas Jarang Pulang,” paparnya.

Bendahara Komunitas Ashoco Jarang Pulang sekaligus Sekda Sragen, Tatag Prabawanto mengungkapkan ada 20 tangki air bersih yang dibantukan oleh komunitas Jarang Pulang. Bantuan itu digalang dari urunan sukarela anggota komunitas yang selama ini beranggotakan lintas profesi yang bermarkas di angkringan Shoping Center Pasar Sragen tersebut.

“Anggotanya ada mulai dari penjual rokok, pedadang angkringan, bupati, mantan bupati, Wadan Paspampres (Kolonel Maruli Simanjuntak), Mantan Dandim (Kolonel Wahyu Sugiyarto), Forkompida, Kapolres, Kajari, Dandim, Danyon, pengusaha, kontraktor hingga bakul HIK. Semua ikut menyumbang saweran seikhlasnya. Setelah terkumpul kita wujudkan 20 tangki air bersih itu. Yang tujuh dibantukan ke Kowang, 3 tangki ke Jenar dan 10 tangki nanti mana yang membutuhkan lagi, “ paparnya.

Baca Juga :  Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS) Terbelah, Tokoh-Tokoh Senior Berbalik Mendukung Bowo-Suwardi di Pilkada Sragen 2024

Menurutnya, aksi sawer itu digalang sebagai bentuk kepedulian komunitas Ashoco Jarang Pulang terhadap fenomena sosial yang terjadi di wilayah Sragen dan butuh penanganan.

DANREM BERGABUNG- Komandan Korem Warastratama Surakarta, Kolonel (inf)Maruli SImanjuntak (dua dari kanan) bersama pejabat teras Sragen saat kongkow dan menggelar obrolan bersama grup Angkringan Shoping
Community di Sragen, Sabtu (15/4/2017) malam. Foto/Wardoyo

Presiden  Komunitas Jarang Pulang yang juga Wakil Ketua DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto mengungkapkan gerakan saweran untuk membantu warga krisis air itu digagas menyelaraskan semangat komunitas itu yang dibentuk untuk tujuan sebisa mungkin bermanfaat dan membantu di bidang sosial.

“Ketika ada masyarakat yang mengalami kesusahan, musibah dan butuh bantuan, seketika itu anggota pasti akan kumpulkan saweran. Jadi komunitas ini memang dibangun bukan hanya sekadar nongkrong sampai malam-malam dan jarang pulang, tapi kami juga peduli dan berfikir untuk Sragen,” jelasnya. (***)