Beranda Sosok KISAH SUKSES TOKOH KELAHIRAN SRAGEN (1): WIHAJI, Anak Ndeso Asal Plupuh...

KISAH SUKSES TOKOH KELAHIRAN SRAGEN (1): WIHAJI, Anak Ndeso Asal Plupuh Jadi Bupati Batang

Wihaji. Foto/Wardoyo

 

Sebagai daerah dengan segudang potensi, Sragen sejak lama juga dikenal sebagai daerah yang melahirkan banyak tokoh-tokoh sukses.

Meski tidak berkiprah di tanah kelahirannya,  sejumlah putra Sragen telah membuktikan kehebatannya dan mereguk sukses di tanah rantau.

JOGLOSEMARNEWS.COM mencoba menuliskan kisah-kisah sukses putra Sragen yang barangkali bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Bumi Sukowati dan masyarakat luas pada umumnya.

WARDOYO,  JOGLOSEMARNEWS.COM

 

Wihaji, SAg. MPd. Foto/JSnews

Untuk kesempatan perdana, ada nama Wihaji,  putra kelahiran Ngrombo,  Plupuh,  Sragen yang mencatatkan sejarah menjadi Bupati Batang,  jawa Tengah.

Sosok Wihaji barangkali masih terlihat kurang familiar di publik Sragen. Sempat muncul di Pileg 2014 sebagai caleg DPR RI Golkar Dapil Jateng IV (Sragen-Karanganyar-Wonogiri), impiannya mengabdi lewat kursi senayan pupus setelah kalah tipis di perolehan suara.

Namun,  rupanya Allah menuliskan garis hidup yang lain untuknya. Ya,  Wihaji, pria dari keluarga sederhana di Desa Ngrombo, Plupuh, Sragen, itu secara fenonenal mampu menorehkan sejarah dengan terpilih sebagai Bupati di Kabupaten Barang, pada Pilkada serentak 5 Februari 2016 lalu.

 

Ya, pria tiga anak kelahiran 22 Agustus 1976 itu memang mengaku tak pernah menyangka bisa terpilih menjadi pemimpin di luar tanah kelahirannya. Pasalnya, selain bukan asli Batang, ia menyadari bahwa dirinya maju Pilkada Batang hanya bermodalkan penugasan dari DPP Golkar.

Sementara ia dilahirkan bukan dari kalangan berada atau pejabat melainkan dari keluarga sederhana dengan finansial jauh dari kata mumpuni. Wihaji menuturkan bapaknya, Parjiyo (70) hanyalah pensiunan PNS sedangkan ibunya, Parmiatun (65) hanya ibu rumah tangga.

Baca Juga :  Bupati Yuni Resmikan Sejumlah Ruas Jalan dan Jembatan di Sragen, Sebut Kejar Kekurangan Jalan Mantap 13 %

“Saya sendiri juga nggak tahu. Tapi mungkin ini jalan dari Gusti Allah sama saya. Kebetulan istri saya orang Batang, keluarga banyak di sana. Ketika tiba-tiba DPP menugaskan saya jadi calon bupati, saya sempat merenung, orangtua setuju, Alhamdulilah rakyat ternyata juga mendukung,” tuturnya saat diwawancarai,  Minggu (28/1/2018).

Sulung dari empat bersaudara itu menuturkan penunjukkannya maju ke Pilkada Batang itu juga karena memang dirinya pernah punya riwayat politik maju Caleg DPR RI dari Dapil Jateng V meski akhirnya kandas. Sebelumnya, di Pileg 2014, ia juga maju Caleg DPR RI dari Dapil Jateng IV (Sragen-Karanganyar-Wonogiri), juga nyaris terpilih.

Karenanya, ia memandang kemenangannya yang berpasangan dengan Ketua DPC PPP Batang, Suyono, sedikit terasa di luar dugaan. Terlebih meski hanya diusung koalisi Golkar-Hanura-PPP, perolehan suaranya yang mencapai 56,6 persen, mengungguli tiga paslon termasuk dari koalisi parpol lebih besar yakni PDIP-Gerindra yang hanya meraih 26 persen suara.

“Saya sendiri kaget. Karena di awal isu menolak bukan putra daerah itu luar biasa kuat, tapi saya pokoknya Bismillah saja niatnya ngibadah. Pokoke bismilah njaluk tulung karo warga pokoknya ayo bangun bareng-bareng,” jelasnya.

Tak Akan Lupakan Sragen 

Perihal kisahnya suksesnya itu, ia hanya berpesan bahwa segala sesuatu akan bisa diraih jika berusaha dengan sungguh. Ia juga menggambarkan apa yang dilakoninya itu setidaknya bisa member inspirasi bahwa warga Sragen yang punya potensi, kelebihan dan cita-cita politik dan mengabdi tidak harus diwujudkan di Sragen.

Baca Juga :  Kampanye Terbuka Paslon Sigit-Suroto di Nglorog Sragen Dihadiri Bahlil hingga Wihaji, Kader Terbaik PDI Perjuangan Sragen Mbak Yuni Sebut Bentuk Kepanikan Kubu 02
Gapura menuju rumah kediaman Wihaji di Ngrombo, Plupuh. Foto/JSnews

Wihaji menggaransi tidak akan banyak berubah dan tetap akan menjadi dirinya meski kini sudah menjadi bupati. Ia juga mengaku tidak akan melupakan Sragen sebagai tanah kelahirannya sampai kapan pun.

“Ya masih akan seperti itu. Aku kan wong ndeso, uripe biasa sederhana, bukan anake pejabat Mas. Nggak akan berubah lah. Tapi nanti tetap sesekali ke Sragen sowan orangtua. Ya enggak mungkin lah melupakan Sragen.  Karena saya dilahirkan di Sragen,  orangtua saya di Sragen. Pasti akan kangen Sragen,” jelasnya.

Bupati Batang, Wihaji, saat berpose di rumah dinasnya di Batang. Foto/JSnews

Wihaji juga mengaku tak keberatan dan siap menyambut apabila ada yang ingin berkunjung ke Batang.

“Silakan wisata di Batang juga bagus-bagus. Kalau sempat silakan mampir, ” ujarnya ramah.  (***)