SRAGEN – Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengendus adanya permainan calo atau broker dalam rekrutmen tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Sejumlah oknum makelar yang mencatut nama bupati serta wakil bupati (wabup) bahkan berani meminta uang hingga puluhan juta rupiah dengan dalih bisa mengusakan pendaftar diterima sebagai pegawai RSUD.
“Jangan percaya kalau ditawari bisa lolos menjadi pegawai RSUD dan dimintai sejumlah uang,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (31/1/2018).
Menurut Yuni, jumlah pendaftar dalam rekrutmen pegawai RSUD ini ternyata cukup banyak, yakni 1.300 pendaftar. Padahal, jumlah formasi yang dibutuhkan hanya 139 untuk tenaga perawat medis semua.
“Saya juga tidak tahu ternyata pendaftarnya sangat banyak. Kami kerjasama dengan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo untuk proses seleksi pendaftar,” jelasnya.
Banyaknya jumlah pendaftar tersebut, diakui Yuni, lantas menjadi kesempatan para broker dan makelar yang mengaku kenal dengan bupati, wabup, atau sekda untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Modusnya mengaku bisa meloloskan pendaftar dengan syarat menyetor sejumlah uang tentunya.
“Padahal kami tidak pernah meminta uang sepeser pun dalam berbagai rekrutmen. Kalau ada yang ditawari, kami pastikan itu tidak benar,” tandasnya.
Yuni mengaku gerah dengan santernya kabar permainan makelar tersebut. Bahkan beberapa warga ada yang menghubunginya langsung untuk memastikan apakah benar rekrutmen RSUD itu ditarik biaya.
“Jelas ini sudah meresahkan dan dimanfaatkan oknum tidak bertanggungjawab. Kami minta seluruh elemen masyarakat termasuk media ikut mengawasi rekrutmen ini,” tambahnya.
Seperti diketahui, rekrutmen pegawai RSUD Sragen sudah ditutup pendaftarannya pada 28 Januari lalu. Sebanyak 1300 orang diketahui mendaftarkan diri untuk memperebutkan 139 formasi perawat yang dibutuhkan. Dijadwalkan, 6 Maret mendatang proses seleksi sudah diputuskan pendaftar yang lolos. Wardoyo