SRAGEN – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menegaskan tidak akan mengizinkan pedagang untuk kembali beroperasi di Alun-alun Sasana Langen Putra. Sebagai konsekuensinya, mereka akan dibuatkan tempat lebih representatif di sekitar Stadion Taruna Sragen yang nantinya akan direnovasi juga.
Sedangkan kawasan alun-alun akan dipertahankan sebagaipusat public space yang ramah dan bebas pedagang kaki lima (PKL). Hal itu ditegaskan Yuni menanggapi aksi demo PKL alun-alun yang menolak direlokasi ke tempat baru.
“Kami minta pengertian semua pihak bahwa kebijakan ini demi kebaikan dan kemajuan Sragen. Apapun alun-alun adalah wajah Sragen dan harus ditata dengan baik,” ujarnya ditemui usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD setempat, Selasa (13/2/2018).
Menurut Yuni, nantinya alun-alun akan dibangun menjadi pusat berkumpulnya warga dengan dilengkapi berbagai fasilitas bermain serta tempat nongkrong.
“Kami ingin warga Sragen bisa bebas berkumpul di alun-alun, bisa foto-foto selfie. Apalagi nanti kalau tol Solo-Kertosono (Soker) sudah dibuka, harus ada nilai lebih Sragen agar orang luar daerah mau mampir. Termasuk salah satunya dengan membuat alun-alun yang lebih menarik,” jelasnya.
Yuni memastikan, tempat baru bagi PKL alun-alun yakni di sekitar Stadion Taruna jauh lebih representatif dan higienis untuk berdagang. Nantinya akan dibuatkan acara khusus untuk boyonganPKL alun-alun ke tempat baru. “Kami sudah data, ada 102 pedagang alun-alun yang akan direlokasi. Selama ini sudah ada sosialisasi terkait pemindahan ini,” tandasnya.
Jika kemudian ada sejumlah PKL yang demo menolak direlokasi, Yuni justru merasa heran karena pemerintah sudah memberikan solusi terbaik. Apalagi relokasi ini sudah dibicarakan dengan paguyuban PKL alun-alun dan selama ini tidak ada masalah.
“Kami juga tidak tahu kenapa masih ada yang tidak terima. Mungkin sosialisasi dari paguyuban belum diterima seluruh pedagang,” tuturnya.
Yuni berharap pedagang yang tetap tidak terima dengan relokasi bisa bicara baik-baik dengan bupati untuk mencari solusi. Tidak kemudian dengan cara berdemo yang justru merugikan warga lain.
“Kami sudah berikan kesempatan pendemo untuk bertemu hari ini (Selasa), tapi saya tunggu lama tidak ada satupun yang datang di ruangan saya,” tambahnya. Wardoyo