![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2018/02/DSC_0055-768x576.jpg?resize=500%2C375&ssl=1)
KARANGANYAR– Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai organisasi sosial harus memiliki unsur ibadah lebih dominan serta mengedepankan pelayanan masyarakat. Karena keberadaan PMI ditengah-tengah masyarakat benar-benar dirasakan manfaatnya bagi mereka terkena bencana maupun membutuhkan donor darah.
Hal tersebut diungkapkan Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Karanganyar, Prijo Anggoro Budi Rahardjo saat membuka Musyawarah PMI Kabupaten Karanganyar, Kamis (22/02/2018).
“PMI ini pekerjaan sosial melaksanakan tugas yang sangat mulia, menolong jiwa setiap orang yang tertimpa musibah. Saya salut PMI Karanganyar luar biasa, ini membuktikan suasana PMI top markotop,” paparnya.
Ia menghimbau PMI Karanganyar untuk selalu siap hadir ditengah-tengah masyarakat karena ini merupakan wujud pengabdian dan kesigapan PMI dalam melayani, menolong jiwa yang membutuhkan pertolongan cepat.
“Baik Pengurus maupun sukarelawan PMI, ini adalah modal kita untuk hakekat bermasyarakat, mendominasi unsur ibadah dan pelayanan untuk tabungan kita di akherat nantinya,” pesannya.
Muskab Karanganyar yang dilaksanakan di Gedung PMI Karanganyar tersebut, dihadiri pula oleh Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Edi Susanto.
Pada kesempatan tersebut ia mengapresiasi keberadaan PMI Karanganyar yang telah menjalankan program-programnya dengan baik, pelayanan masyarakat sudah sangat memuaskan.
“Pelayanan-pelayanan sudah baik, animo masyarakat untuk donor darah terus meningkat sehingga suplai darah yang dimiliki PMI Karanganyar berlebih,”jelasnya.
Ditambahkannya melalui musyawarah diharapkan dapat mengalokasikan tiga point penting yakni pertanggungjawaban yang telah dilaksanakan, menyusun program lima tahun kedepan derta pemilihan pengurus baru.
Sementara itu Laporan Ketua PMI Karanganyar, Timotius Suryadi mengatakan PMI Karanganyar dalam tata pengelolaan sudah berbasis teknologi khususnya dalam hal pelayanan. Sumber daya Manusia (SDM) terdiri atas Pengurus, UTD serta sukarelawan.
Untuk pendanaan mulai tahun 2013 baik bulan sana PMI maupun hibah senilai Rp 498 juta berkembang terus sampai tahun 2017 mencapai nilai sebesar Rp 1,035 miliar sehingga kenaikan sudah seratus persen dan telah melalui audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
“Sumber dana masih mengandalkan bulan dana PMI yakni 44 persen untuk pelayanan masyarakat, 25 persen pengembangan lainnya, 5 persen diperuntukkan darurat bencana,”jelasnya.
Lebih lanjut Timotius menyampaikan untuk tahun 2017, PMI Karanganyar pindah ke markasnya yang baru sehingga operasional sarana prasarana meningkat cukup besar.
“Perlu saya sampaikan bahwa tempat Muskab yang kita laksanakan ini merupakan Gedung baru PMI Karanganyar. Sementara sukarelawan PMI yang berawal berjumlah 414 orang hingga tahun 2017 bertambah menjadi 4470 orang,” terangnya.
Ia pun menjelaskan suplai darah PMI Karanganyar melebihi karena antusias masyarakat untuk mendonorkan darahnya tinggi.
“Animo masyarakat untuk donor darah terus meningkat sehingga sering kami menolak karena suplai darah berlebih,”katanya. Wardoyo