WONOGIRI-Di tangan kreatif Sudiyarsono (41), pokok batang atau tonggak bambu yang semula limbah, disulap menjadi barang seni nan indah. Karyanya itupun kini merambah pasar Eropa dengan jumlah pengiriman mencapai 3000-an buah per bulan.
Sudiyarsono, merupakan warga asli Dusun Mojo, Desa Pulutan Kulon, Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri. Dia pula yang membuat aneka barang seni dari bahan baku tonggak bambu. Sudah belasan tahun dia menggeluti bisnisnya tersebut.
Dari seonggok tonggak bambu, dia mampu mengukirnya menjadi beragam bentuk. Seperti wajah manusia, patung bebek bersepatu, kentongan, dan sebagainya.
“Yang wajah manusia saya jual Rp300 ribu, mengerjakannya harus sabar, butuh waktu sebulan. Kalau yang bebek maupun kentongan itu mudah, sehari bisa (membuat) dua buah, harganya sekitar Rp20 ribu,” sebut dia, Rabu (14/3/2018).
Bahan baku barang seni buatannya didapat dari desa tercintanya. Namun mengingat persediaan tonggak bambu, terus menipis, sebagian ada yang didatangkan dari Bojonegoro, Jatim.
Tidak sembarangan tonggak bambu yang bisa dijadikan aneka barang seni. Bambu yang dipilih dari jenis ori dan petung. Karena kuat, kokoh, dan besar. Jadi leluasa untuk dibentuk menjadi barang seni.
“Sebagai pemanis, kadang saya tampah limbah kayu, misalnya untuk moncong bebek,” jelas dia.
Ketertarikannya menekuni bisnis pembuatan barang dari tonggak bambu berawal dari fenomena yang sama di Klaten. Dia melihat prospek masih terbuka lebar. Terlebih dia tahu betul barang baku cukup tersedia di daerah asalnya.
Barang kreasinya langsung mendapat respon positif pasar. Pesanan terus mengalir, hingga membuat dia kewalahan jika harus mengerjakannya seorang diri. Dia pun kemudian merekrut sejumlah karyawan untuk membantunya.
Kini bukan hanya pasar sekitar Wonogiri, produk buatannya merambah hingga ke mancanegara. Khususnya negara-negara di benua Eropa, seperti Inggris dan Swis. Per bulan untuk memenuhi permintaan di Eropa, dia harus mengirim sekitar 2000-3000 buah barang.
“Bahkan pernah sebulan mendapat pesanan 12 ribu,” beber dia sambil mengatakan omzet per bulan mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut dia, hingga kini prospek bisnis barang dari tonggak bambu masih terbuka lebar. Lantaran itu dia mengaku masih terus menekuninya. Aris Arianto