SOLO- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) harus lebih agresif menjemput bola untuk memaksimalkan tugasnya menyehatkan perbankan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggencarkan sosialisasi untuk menarik minat masyarakat menyimpan uang di Bank.
Hal itu diungkapkan Anggota DPR RI dari Komisi VI, Mohammad Hatta saat ditemui di sela-sela acara Sosialisasi Peran LPS Dalam Meningkatkan Gemar Menabung Pada Masyarakat Pedesaan, Jumat (20/04/2010), di KSPH. Menurut Hatta, selama ini peran LPS masih sebatas membayar simpanan dana nasabah ketika ada bank yang mengalami kolaps dan dilikuidasi.
“Maka peran LPS harus dimaksimalkan. Sekarang peran LPS sudah lebih maju dibanding dulu. Sosialisasi juga digencarkan agar masyarakat ikut menyimpan uang ke bank. Terutama bagi masyarakat pedesaan karena perputaran uang di tingkat desa sekarang ini besar. Apalagi ada program dana desa dimana setiap desa menerima Rp 1 miliar dari pemerintah,” ujarnya.
Kendati demikian, Hatta mengakui masih belum terbukanya pola pikir masyarakat untuk menyimpan uang di bank terutama di daerah terpencil.
“Untuk itu masyarakat harus mendapatkan pendidikan dan penyuluhan agar pola pikirnya terbuka. Dan untuk meningkatkan karaktet gemar menabung pada masyarakat, maka harus dibuka lebar akses keuangam untuk mereka,” tukasnya.
Ditambahkan oleh Kepala Divisi Perumusan Kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Harry Alexander, LPS juga bertugas melakukan restrukturisasi bagi bank yang menghadapi masalah.
“Dalam hal ini, LPS juga boleh menjual aset perbankan yang sudah ditutup izin operasionalnya dan melikuidasi, selain membayar simpaman nasabah yang banknya dilikuidasi. Untuk itu, jika ada bank yang ditutup atau likuidasi itu bagus, karena itu bank bermasalah dan jika tidak dilikuidasi bisa meracuni bank lain,” tukasnya.(Triawati Purwanto)