Seorang pria paruh baya asal Dusun Cenranae, Desa Marrumpa, Marusu, Maros, Ummareng, begitu semangatnya mengayuh becak untuk menggapai keingiannya berumrah, Senin (9/4/2018).
Cita-cita untuk beribadah umrah tersebut, membuat Ummareng terus bersemangat bekerja meski usianya sudah 63 tahun. Jika hanya sakit flu, dia tetap keluar mencari penumpang.
Dia mulai mangkal di depan pasar Bulu-bulu, Marusu, mulai pukul 7.00 Wita hingga malam hari. Dia baru pulang, setelah kondisi Balu-bulu sudah mulai sepi.
“Sebenarnya, saya sudah tidak terlalu kuat mengayuh becak. Tapi demi umrah, saya paksa diri. Tidak ada juga pekerjaan lain. Istri saya selalu mendukung. Itulah yang membuat saya terus bersemangat,” kata Ummareng saat ditemui di rumahnya.
Jika tiba waktu salat, Ummareng meninggalkan pekerjaannya dan menuju masjid. Dia selalu berdoa, supaya diberikan kesabaran menghadapi cobaan tersebut.
Ummareng tidak mau menyalahkan agen Azizah, yang ditempatinya mendaftar. Kesalahan tersebut disebabkan ulah Abu Tours.
“Saya kecewa, tapi kita mau apa lagi selain pasrah. Lebih baik berdoa untuk meminta petunjuk. Saya selalu yakin, pasti ada jalan terbaik,” katanya.
Pria yang mengandalkan becaknya untuk mencari rejeki tersebut, berpenghasilan maksimal Rp 50 per hari. Tergantung dari banyaknya penumpang.
Kadang Ummareng pulang dengan tangan kosong ke rumahnya lantaran tidak ada penumpang. Meski kerap tidak ada penumpang, namun sang istri tetap mensupportnya.
“Penggasilan saya paling banyak Rp 50 ribu. Sering juga tidak ada penumpang. Hasil gayuh becak, saya sisihkan sebagian untuk umrah. Sisanya digunakan untuk makan,” ujarnya.
Dia berharap, Abu Tours memberangkatnya ke Mekah. Tidak ada permintaan lain kecuali umrah. Ummareng juga tidak pernah berencana untuk mengguggat.
Ummareng merupakan salah satu dari 38 warga korban Abu Tours. Dia mengayuh becak selama delapan tahun demi umrah bersama sang istri, Fatimah.
Setelah melunasi setorannya ke agen Azizah, Abu Tours tertimpa masalah.