WONOGIRI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menyediakan anggaran Rp10 miliar untuk mengatasi permasalahan bencana kekeringan dan krisis air bersih.
Anggaran sebesar itu bukan untuk bantuan air bersih bagi masyarakat berdampak kekeringan. Melainkan buat sejumlah kegiatan fisik. Misalnya pemeliharaan dan rehabilitasi embung, peningkatan sarana dan prasarana air bersih, sumur artesis, maupun sanitasi lingkungan berbasis masyarakat.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo, Sabtu (28/4/2018) mengatakan, program mengatasi kekeringan yang dijalankan beberapa tahun sebelumnya hanya bersifat sementara. Misalnya pemberian bantuan air bersih. Bantuan itu padahal hanya bersifat sementara dan cenderung memanjakan warga.
“Untuk itu, Pemkab Wonogiri berupaya mencari solusi permanen supaya bisa memutus permasalahan tersebut. Dengan digelontor anggaran Rp 10 miliar, tahun ini, diharapkan bisa mengurai sedikit demi sedikit permasalahan air bersih,” kaya Bupati.
Yang jelas kebijakan terkait penyediaan air bersih, berbasis teknologi dan teknis, tidak lagi berbasis tangki atau sebatas bantuan. Penerapan teknologi ini akan mampu menggali sumber dan potensi air sebagai solusi permanen.
Serta, bila ada sumber air dan secara tehnis memungkinkan untuk dimanfaatkan untuk masyarakat, pun dari segi penganggaran memungkinkan untuk direalisasikan, akan segera dikerjakan.
“Misalnya untuk memaksimalkan Sumber Waru, Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito. Kemudian mengatasi kekeringan di Kecamatan Giritontro Kecamatan Eromoko maupun untuk membuat sumur-sumur artesis,” sebut Bupati.
Selain itu, pihaknya akan mengarahkan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) ke Wonogiri selatan. Sedikitnya 20 titik Pamsimas akan dibawa ke wilayah selatan. Aris Arianto