Beranda Daerah Semarang Truk Tewaskan 12 Orang di Brebes Ternyata Bukan Karena Rem Blong, Tapi...

Truk Tewaskan 12 Orang di Brebes Ternyata Bukan Karena Rem Blong, Tapi Karena Ini  

Ilustrasi kecelakaan maut. Foto/Dok JSnews
Warga memadati lokasi kecelakaan maut truk gula yang menggasak 16 motor dan satu mobil serta menewaskan 11 korban jiwa di Bumiayu, Brebes, Minggu (20/5/2018). Foto/Tribunnews

BREBES  – Hasil olah tempat terjadinya kecelakaan maut truk di Desa Jatisawit, Kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Senin (21/5/2018), menunjukkan bahwa penyebab utama terjadinya kecelakaan bukanlah rem truk yang blong.

Dirlantas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Bakharuddin mengatakan, Tim Traffic Accident Analysis (TAA) menduga, truk hilang kendali hingga terjadi kecelakaan karena kelebihan beban.

Bakharuddin mengatakan, truk tersebut membawa muatan 600 karung gula pasir dari Cilacap ke Semarang dengan beban total 38,8 ton. Padahal, lanjut dia, beban yang diizinkan untuk truk tersebut tidak lebih dari 20,75 ton. Artinya, muatan truk berlebih sekitar 18,8 ton atau 87 persen.

“Hasil identifikasi tim ahli, rem berfungsi baik. Yang menyebabkan kendaraan tidak bisa dikendalikan yakni karena kelebihan beban.”

“Di sisi lain jalan menurun, pengemudi sudah berusaha menggunakan rem tangan, tapi tetap tidak bisa mengurangi kecepatan,” katanya.

Bakharuddin menuturkan, tragedi kecelakaan beruntun itu bermula saat truk turun dari flyover Kretek, sekitar 300 meter dari persimpangan menuju jalan lingkar. Dari titik itu, lanjut dia, pengemudi sudah tidak bisa mengendalikan truk.

Baca Juga :  Terdorong Hati Nurani, Purnawirawan Polri di Jawa Tengah Deklarasi Dukung Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

Bahkan upaya sopir untuk menggunakan rem tangan dan menurunkan gear truk juga tidak banyak berpengaruh.

“Truk tetap melaju tak terkendali dengan kecepatan 60-70 kilometer per jam hingga sampai terguling di TKP, posisi gear kendaraan dalam keadaan netral,” ujarnya.

Faktor lain yang membuat kecelakaan tersebut memakan begitu banyak korban jiwa, lanjut Bakharuddin, adalah karena pengemudi membawa truk menuju perkotaan dan tidak mengambil rute jalan lingkar.

“Sopir ini harusnya tahu kalau kendaraan berat wajib melewati jalan lingkar karena tidak bisa mengendalikan maka diambil lurus ke kota dan sopir kurang memahami jika jalur kota yang ramai, banyak orang jualan dan ngabuburit,” katanya.

Akibatnya, begitu melintas 300 meter dari simpang jalan lingkar, truk langsung menghantam kendaraan di depannya.

Sebuah mobil terdorong dan menyasak para pengendara sepeda motor yang memarkir kendaraan di tepi jalan. Hingga di titik akhir, truk terguling dan menyapu kerumunan orang yang tengah berbelanja takjil untuk berbuka puasa di sekitar TKP.

Bakharuddin menuturkan, korban yang meninggal seketika di TKP mencapai 11 orang, meninggal di rumah sakit 1 orang sehingga total korban tewas adalah 12 orang.

Baca Juga :  Gandeng KPID, Kemenag Jateng Akan Pantau Siaran Keagamaan

 

Sementara itu, korban yang mengalami luka berat 2 orang dan korban luka ringan 7 orang.

“Kami belum dapat menyimpulkan karena belum memeriksa pengemudi yang masih mendapat perawatan medis. Sementara masih mengumpulkan keterakan saksi dan ahli seperti dari kementerian PUPR sampai asosiasi pengusaha truk,” pungkasnya.

www.tribunnews.com