SOLO – Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo menggelar seminar internasional bertajuk The 2nd International Conference on Technology, Education and Social Science.
Seminar yang berlangsung Sabtu (5/5/2018) di kampus setempat itu merupakan seminar internasional kedua yang digelar Unisri.
Dalam seminar yang membahas mengenai multikulturalisme tersebut hadir keynote speaker emeritus profesor bidang teknologi pangan dari University of Reading, UK, Prof Geoffrey Campbell-Platt, B.Sc., Ph.D., Csci.,FIFST.
Acara yang berlangsung sehari itu terbagi dalam dua sesi. Key note speaker sekaligus merupakan perwakilan dari beberapa univesitas di antaranya Khon Kaen University (Thailand), Universiti Utara Malaysia, dan Universitas Sebelas Maret (Indonesia), Asia University (Taiwan), dan Universitas Slamet Riyadi (Surakarta).
Poin yang disampaikan dalam seminar internasional ini adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Kita tahu bahwa di dunia ini banyak culture yang berbeda. Akan sangat menguntungkan apabila kita memiliki multiculture,” tutur Prof Dr. Ir Kapti Rahayu Kuswanto, Rektor Unisri sebagamana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Lebih lanjut ia menjelaskan tentang multiculture yaitu bagaimana culture dari berbagai negara mampu menjadi referensi untuk pengembangan SDM.
Sebelumnya, Unisri juga pernah mengadakan seminar internasional dengan pembahasan bagaimana seseorang berkarya.
“Masing-masing warga negara memiliki culture. Jika culture itu dikombinasikan dengan yang lain maka akan lebih bermanfaat,” jelasnya.
Seminar internasional yang kedua ini merupakan lanjutan dari seminar internasional sebelumnya. Keduanya dirasa penting mengingat Indonesia memiliki sekitar 70 culture. Dalam pengembangan SDM perlu adanya aktor-aktor pelaksana untuk meningkatkan multiculture sehingga akan nampak bagaimana multiculture dibutuhkan di dunia ini.
Peserta seminar berasal dari perwakilan universitas di sekitar Solo, Semarang dan Kudus.
Harapan besar disampaikan Rektor UNISRI yaitu supaya UNISRI menjadi center pengembangan multiculture karena melihat UNISI berlokasi di Solo yang merupakan kota budaya. # A Setiawan