PEKANBARU – Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror menemukan barang bukti berupa 4 buah bom siap ledak serta sejumlah material bom berupa serbuk dan kabel dalam penggeledagahan di gelanggang mahasiswa Universitas Riau pada Sabtu, 2 Juni 2018. Bom itu rencananya akan diledakkan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau dan DPR RI.
“Kami bersyukur Tuhan telah menunjukkan kepada kita untuk memberikan pertolongan supaya tidak ada lagi korban kemanusiaan karena perbuatan teror ini,” kata Kepala Kepolisian Daerah Riau, Inspektur Jenderal Nandang, Sabtu, 2 Juni 2018.
Menurut Nandang, daya ledak bom tersebut hampir sama dengan bom yang meledak di Surabaya. Namun polisi belum mengetahui alasan terduga teroris ini meledakkan bom di gedung dewan.
Tiga terduga teroris yang merupakan alumnus FISIP Universitas Riau, yaitu ZM alumnus jurusan Ilmu Pariwisata angkatan 2004, BM alumnus Administrasi Publik angkatan 2005, dan ED alumnus Ilmu Komunikasi angkatan 2005.
Ketiga alumnus itu disebut menumpang tidur di Sekretariat Malapa Sakai UNRI dan merakit bom di sana. Mereka yang sudah diawasi oleh Densus 88 sejak dua pekan, di tangkap di gelagang UNRI pada Sabtu, 2 Juni 2018.
Mei lalu, rentetan teror bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya; Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo; dan Mapolresta Surabaya. Sebanyak 14 korban tewas dari pihak warga dan 13 dari pihak pelaku.
Menurut keterangan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, bahan peledak yang digunakan oleh para pelaku bom Surabaya dan Sidoarjo diketahui bernama Triacetone Triperxide (TATP). Menurut Tito, bahan peledak tersebut sudah biasa digunakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia mengatakan bahan peledak ini lebih berbahaya dari bahan peledak jenis lainnya.
“Bahan ini berdaya ledak high explosif,” kata Tito saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Polda Jawa Timur, 14 Mei 2018.
Karena bahaya peledak tersebut sangat berbahaya, kata Tito, kelompok ISIS menyebut bahan peledak ini dengan istilahThe Mother of Satan. Bahan peledak itu, menurut Tito, sangat sensitif dan mudah meledak. Hanya dengan goncongan atau panas, bahan itu bisa meledak.
Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi mengutuk keras adanya rencana aksi teror yang dilakukan tiga alumnus tersebut. “Kami dari civitas akademika sangat menyayangkan dan mengutuk keras adanya kegiatan yang mengarah pada peledakan bom,” ujar Aras, Sabtu, 2 Juni 2018.