SRAGEN- Mendekati hari Lebaran, Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto menggelar buka bersama dengan 507 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II A Sragen, Senin (11/6/2018) petang. Selain santap buka bersama, kehadiran pimpinan legislator Sragen itu juga memotivasi semangat agar para napi bisa mendapat hikmah dari kehidupan di LP sehingga bisa berubah menjadi baik.
Ratusan napi penghuni LP itu antusias mengikuti buka bersama dan tausiyah yang digelar di Masjid At-Taibin LP Sragen. Agenda diawali dengan tausiyah dan pesan-pesan yang disampaikan Kepala LP Sragen, I Made Darmajaya dan Bambang Samekto.
Di hadapan para napi, Bambang meminta agar kesempatan di LP dijadikan momentum untuk sembuh dan bertaubat.
“Kehidupan di sini adalah perjalanan hidup yang sudah digariskan dan harus dijalani. Yang terpenting, jadikan ini momen untuk lebih mendekatkan dengan sang pencipta. Semua pasti ada hikmahnya, ” ujar Bambang.
Bambang juga mendoakan agar semua napi di LP Sragen bisa diampuni dosanya. Ia berharap semua napi bisa bangkit menghadapi kehidupan dan berusaha lebih baik jika sudah bebas.
“Mesti kalian wis kangen karo omah kan? Ya saya dongakne muga2 muleh utange lunas kabeh, muleh ko kene rejekine melimpah, buka usaha lancar. Iso dadi ustad semua. Terbuka kesempatan jadi baik,” tukasnya disambut kata amin dari napi.
Bambang menuturkan agenda buka bersama para napi itu sengaja digelar karena menurutnya napi adalah bagian masyarakat yang selama ini terkesampingkan dan butuh perhatian. Dirinya mengaku ada kepuasan berbeda ketika bisa berbagi dengan mereka yang selama ini selalu terpinggirkan itu.
“Ini tadi ada 600 paket buka bersama dan takjil yang kita bagikan untuk buka bersama, ” tukasnya.
Kepala LP Sragen, I Made Darmajaya menyambut baik agenda buka bersama Ketua DPRD itu. Sebab tidak setiap hari, para napi bisa dapat kesempatan berbuka bersama seperti itu.
“Tapi kalau setiap hari selama bulan puasa memang ada yang ceramah, kultum dari anak-anak binaan dan ustad di sini. Kalau buka bersama enggak, ya kalau ada yang ingin buka bersama saja. Seperti Ketua DPRD ini dan besok ada juga dari yayasan, ” ujar Made.
Sementara dalam tausiyah singkatnya, Ustadz Muh Fadlan menyampaikan bahwa kodrat manusia adalah tempat kesalahan dan dosa. Sehingga para napi tak perlu berkecil hati dan sangat terbuka kesempatan bertobat serta menjadi lebih baik.
“Cen menungso itu kanggonane salah lan dosa. Sak bejat-bejate uwong, kalau mau bersungguh-sungguh bertobat, ikhlas, kapok tenan nggak akan mengulangi, Insyallah Allah mengampuni dan surga menanti, ” tegasnya.
Tausiyah dan pesan singkat sore itu rupanya menyentuh hati para napi. Seperti Mbah Hadi Sukarno (70) kakek asal Jatisumo, Sambungmacan yang tersandung kasus judi. Ia mengaku sedih karena harus menjalani puasa dan Lebaran jauh dari keluarga.
“Jadi kangen ngomah Mas. Biasanya anak putu do kumpul nak Lebaran. Saling lebur dosa. Tapi nanti nggak bisa kumpul lagi. Apalagi mbah wedok (istrinya) sakit-sakitan. Susah rasane Mas, ” tuturnya lirih. Wardoyo
