SRAGEN- Pasca insiden teror ledakan bom di Pasuruan, Jatim, jajaran Polres Sragen terus meningkatkan kewaspadaan. Polres di pintu masuk perbatasan Jatim-Jateng ini langsung mengerahkan personel menggelar razia besar-besaran di wilayah Banaran, Sambungmacan.
Razia digelar Jumat (6/7/2018) malam hingga Sabtu (7/7/2018) dinihari. Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman terjun langsung memimpin 58 personelnya dalam razia malam itu.
Pantauan di lapangan, razia digelar dengan menghentikan semua kendaraan dari arah Jatim yang menuju Sragen. Ratusan kendaraan utamanya roda empat langsung digeledah oleh personel bersenjata lengkap.
Tak hanya truk, mobil boks, kendaraan pribadi hingga roda dua juga dihentikan untuk diperiksa. Tim mengecek semua pengemudi, penumpang hingga barang bawaan, isi bagasi maupun muatan.
“Malam ini kita gelar razia selektif. Kita kerahkan 58 personel dengan perwira dari semua satuan dan fungsi. Tujuannya mengantisipasi adanya mobil yang mencurigakan, membawa senpi maupun bahan peledak, ” papar Kapolres AKBP Arif Budiman di sela razia.
Kapolres menguraikan razia itu sebenarnya rutin digelar di area perbatasan. Namun razia malam itu sengaja digelar dengan prioritas khusus menyusul insiden ledakan teror bom yang terjadi di wilayah Jatim dua hari lalu.
“Sebenarnya razia perbatasan ini rutin kita gelar. Sifatnya selektif prioritas. Nanti juga secara berkala akan kita gencarkan namun titiknya random, ” tukasnya.
Lantas bagaimana hasil razia yang digelar hingga dinihari itu?. Kapolres menyebutkan total ada 141 kendaraan yang dihentikan dan diperiksa baik pengemudi maupun muatannya.
Kendaraan yang dihentikan meliputi lima bus, 15 truk boks, 9 kendaraan travel, 87 kendaraan pribadi dan 25 sepeda motor.
“Hasilnya untuk senpi dan handak nihil. Cuma ada beberapa pengendara yang kita temukan melakukan pelanggaran berkendara, kelengkapan surat, sehingga tetap kita berikan penindakan tilang, ” tandasnya.
Operasi besar-besaran kendaraan dari arah Jatim itu juga sebagai bentuk antisipasi sekaligus mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan, termasuk teroris. Ia berharap dengan kewaspadaan dan pencegahan secara simultan, bisa menekan celah tindak kejahatan maupun teroris di wilayah Sragen. Wardoyo