Beranda Daerah Wonogiri Pemkab Wonogiri Gandeng UGM Ciptakan Kawasan Integrasi di Girimarto

Pemkab Wonogiri Gandeng UGM Ciptakan Kawasan Integrasi di Girimarto

Drh Verawati Joko Sutopo, MSc yang juga istri Bupati Wonogiri memberikan vaksinasi kepada sapi milik warga Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto.
Drh Verawati Joko Sutopo, MSc yang juga istri Bupati Wonogiri memberikan vaksinasi kepada sapi milik warga Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kamis (19/7/2018).

WONOGIRI—Pemkab Wonogiri bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta segera menciptakan kawasan terintegrasi di Wonogiri. Untuk langkah awal menyasar wilayah Kecamatan Girimarto.

Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKH UGM Agung Budiyanto mengatakan, kerja sama dengan Pemkab Wonogiri sudah terjalin sejak setahun lalu. Salah satu tujuan kerjasama adalah menciptakan kawasan terintegrasi meliputi pertanian, peternakan, perindustrian, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.

“Langkah awal di Kecamatan Girimarto, karena secara geografis maupun potensi yang dimiliki sangat mendukung,” ujar dia di sela memantau perkembangan peternakan sapi di Desa Bubakan Kecamatan Girimarto, Kamis (19/7/2018).

Menurut dia, kerjasama tersebut ditargetkan selama tiga tahun dengan melibatkan ratusan akademisi dan digabungkan KKN tematik.

Meskipun memilik potensi alam yang luar biasa, namun ada sejumlah kelemahan yang ada pada suatu daerah. Misalnya ide-ide kreatif, jaringan, tidak mampu menjaga kualitas standar dan tidak konsisten. Sehingga, peranan akademisi sangat diperlukan.

Baca Juga :  Ratusan Anak Tumpah di Jatipurno! FAS XIV 2025 Jadi Ajang Pembuktian 29 Karakter Generasi LDII Menuju Indonesia Emas

Soal pendanaan program kawasan integrasi sepenuhnya ditanggung Pemkab Wonogiri. Dalam kontrak kerjasama antara Pemkab Wonogiri dan UGM disebutkan adanya campur tangan sedikitnya 11 fakultas.

“Contoh nyatanya, kami mengajari bagaimana caranya peternak dapat lebih maju dengan bantuan teknologi atau klaster kesehatan sampai pembuatan feses menjadi pupuk yang dapat digunakan untuk pertanian. Kemudian membantu pengemasan produk industri rumah tangga sekaligus pemasarannya. Juga merancang kandang ternak yang baik dan benar, lalu ikut merancang soal pariwisata,” papar dia.

Selain itu mahasiswa KKN UGM sudah menciptakan salah satu aplikasi bernama Giri tagging. Aplikasi memudahkan saat mencari potensi yang ada di Wonogiri.

“Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat kami bersama 100 orang dokter dan dosen FKH, mahasiswa S1 dan S2 terjun langsung ke kandang-kandang milik warga,” sebut dia.

Baca Juga :  Ide Bisnis Tanpa Modal di Pengujung Tahun 2025 untuk Wilayah Eks Karesidenan Surakarta, Peluang Cuan Mengalir dari Momentum Akhir Tahun

Sementara Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, membentuk kawasan integrasi sama juga dapat diartikan mengurai kemiskinan. Hal ini bak gayung bersambut, lantaran Pemkab Wonogiri terus berupaya menekan angka kemiskinan. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.